Tuesday, August 7, 2007

ORANG BARAT KEHILANGAN AGAMA

ORANG BARAT KEHILANGAN AGAMA
Oleh: MUHAMMAD NATSIR

“Makin lama, makin dalamlah jurang antara cultuur dan agama kita”(Dr. H. Jansen)
Pendirian orang Barat terhadap agama bermacam-macam:
1.Kaum yang tidak mau tahu dengan agama sama sekali.
2.Golongan yang masih setia menganut agama Kristen.
3.Partai yang tidak bisa dipercaya lagi kepada segala apa yang tertulis dalam Injil, tetapi tidak pula berani membuangkan agama sama sekali, karena masih yakin bahwa manusia, tak boleh tidak, perlu beragama.
Golongan pertama ialah kaum yang telah amat jemu kepada agama Kristen yang di mata mereka tidak saja penuh dongeng-dongengan yang tidak bisa diterima akal sehat, malah juga menghalang-halangi cita-cita mereka akan memperbaiki cara pemerintahan atau keadaan masyarakat yang mereka pandang jelek. Memang sejarah telah membuktikan bagaimana, lebih-lebih sesudah Revolusi Besar di Perancis-beberapa kerajaan Eropa bergiat melindungi agama Kristen, karena mereka tahu bahwa agama ini-apalagi mazhab Khatolik dengan laskar pendeta-pendetanya, -bisa dijadikan tempat bersandar apabila ada ancaman revolusi yang akan merubuhkan kerajaan mereka.
Adanya golongan yang kedua, terutama dalam agama Khatolik, semata-mata berkat laskar pendeta-pendetanya yang gigih, berusaha mempertahankan bentengnya yang hampir rubuh. Pendeta-pendeta inilah nyawanya agama Khatolik. Heran kita bagaimana orang Barat yang dianggap pengkeritik,pemeriksa, penyelidik barang sesuatu,masih mau membuang akalnya dan bertaklid buta kepada pastor-pastornya?
Bagaimana tipisnya perasaan orang Barat kepada agama, lebih terang kepada kita apabila diperhatikan agama Kristen mazhab Protestan yang lebih lekas pecahnya karena tak ada sistem kependetaan (prieshood), yang masih bersusah payah “menegakkan benang basahnya” itu, yang memaksa percaya kepada apa yang telah dititahkan oleh Raja agama mereka.
Makin maju wetenschap mereka,makin rajin mereka memeriksa sejarah Bibel mereka, makin goncanglah iman mereka jadi vrijdenker (orang yang tidak percaya sama sekali kepada Tuhan dan agama). Terjadilah beberapa aliran,misalnya: modernisme, etische richting, vrijzinnig-godsdienstigen dan lain-lain. Persamaan di antara mereka itu ialah: sama-sama tidak berani membuang agama sama sekali. Ada yang mengambil mana yang tidak atau belum bertentangan dengan wetenschap mereka, ada pula yang “mengambil rohnya” saja.
Orang yang masuk golongan ketiga ini bukan orang yang singkat pandangan melainkan kebanyakkannya ahli-ahli pikir. Rupanya, bertambah lanjut pengetahuan mereka, bertambah terasa oleh mereka keperluan agama bagi manusia. Ilmu, harta benda, yang mereka kejar dan telah dapatkan, rupanya tidak juga dapat memberikan kesentosaan roh mereka.
Akan tetapi, sikap “mengambil yang masih tidak bertentangan dengan pendapat penyelidikan mereka” itu, lambat launnya tidak pula memuaskan lagi. Sebab lama kelamaan bertambah banyak yang tidak diterima oleh otak, tidak setuju dengan sejarah, bertambah pula kalinya mengadakan kongres-kongres untuk membuang mana yang kenyataan palsu, dan menambah mana yang patut, menurut kemauan zaman.
Orang-orang “Modernisten” semenjak tahun 1915 hampir tiap-tiap tahun saja mengadakan konfrensi merombak agamanya. Umpamanya yang telah diputuskan konfrensi itu:
1.Memungkiri bahwa Jesus anak Tuhan.
2.Bibel itu tidak suci daripada dongeng-dongengan yang tidak bisa masuk akal manusia.
3.Memungkiri orang telah berdosa waktu dia dilahirkan.
4.Memutuskan bahwa setengah dari cara-cara beribadat dalam agama Kristen asalnya dari agama-agama Heiden seperti agama Zoroaster dll.
Dr. H. Jansen mengatakan, “Pendapat manusia paling tua ialah di bawah bumi, di atas langit, di sini manusia, Tuhan di langit, Yang tempo-tempo dengan kejadian yang ajaib-ajaib campur tangan dalam urusan orang di bumi ini. Kemudian pendapat ini berobah. Agama Kristen telah bersangkut paut dengan pendapat-pendapat lama. Tetapi tidak berhasil. Pendapat orang dari hal bumi dan langit berubah pula.kejadian-kejadian yang luar adat sebagaimana yang dipercayai orang dahulu, tidak diterima oleh akal orang lagi”.
Apabila orang Barat menghendaki agama yang dapat memberi persaan kuat dalam mencari kemajuan dan keinsyafan harga diri sendiri, tinggalkanlah agama yang mengajarkan, bahwa manusia itu lahir ke dunia dengan berdosa dan orang harus minta ampun dengan perantaraan wakil-wakil Tuhan di atas dunia ini, agama yang memaksa otak manusia membenarkan 1=3 dan 3=1. ambillah agama Islam yang sesempurna-sempurnanya menyatukan Tuhan.
Keyakinan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah itulah yang wajib dan patut disembah, dan keyakinan bahwa segala manusia sama, tidak bertinggi rendah, itulah yang memerdekakan seseorang dari takut kepada hantu-hantu dunia berupa gertak-gertak, senjata manusia dsb.

0 komentar: