Friday, July 27, 2007

PEMBANGUNAN KEMBALI ISTANO BASA PAGARUYUNG

PEMBANGUNAN KEMBALI ISTANO BASA PAGARUYUNG

Pada tanggal 8 JUli 2007 telah berlangsung dengan meriah upacara batagak tunggak tuo, istano basa Pagaruyung di Batu Sangkar, meskipun tunggak tuo, yang telah di tepung tawari, telah di semayamkan dan di sembelihkan kerbau,sempat tergolek, ketika di tegakkan beramai-ramai.

Istano itu sebagai simbol, open air museum bagi masyarakat MInangkabau, milik pemerintah daerah Sumatera Barat, yang terletak di Padang Siminyak-kecamatan Tanjung Emas, kabupaten Tanah Datar, adalah salah satu primadona obyek wisata kita.

Sebagaimana hal nya obyek wisata budaya, tentu saja yang menjadi sasaran wisatawan adalah budayanya, karena bila budayanya di tonjolkan, maka pariwisatanya akan menyusul maju. Sebab, obyek point pariwisata itu adalah berbahan baku budaya. Maka, bila kita perhatikan dalam pembangunan kembali Istana Pagaruyung, melalui maket Pembangunan Kembali obyek wisata itu, dalam Pameran pada salah satu stand pada upacara batagak tunggak tuo, dan kepanityaannya, mungkin saja, sumbang saran para pelaku budaya kita di zaman lampau atau para pelaku wisata kita sekarang , kurang terakomodir.



Kita berani mengatakan hal ini kepada bapak Gubernur, sebab, kalau kita perhatikan Undang-undang Kepariwisataan tahun 1990 dan juklaknya, maka bagaimanapun, dalam membangun kembali Istana Pagaruyung, tentu saja para pelaku Pariwisata kita sebaiknya di bawa serta, karena merekalah nanti yang akan menjadi motor penggerak arus wisatawan ke Sumatera Barat.

Pertanyaannya, adakah hal ini termasuk sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi bapak Gubernur?
Beberapa contoh dapat kita kemukakan, Dinas Pariwisata kita sebagai perpanjangan tangan dari Bapak Gubernur, boleh-boleh saja sebagai fasilitator dalam memajukan berbagai obyek wisata kita menurut seleranya, namun pihak API, ASITA, dan para anggotanya yang menjual paket wisata ini, bisa saja mengalihkan rute dan arus wisatawan, selama tidak ada aturan yang baku serta hubungan emosional yang saling menunjang di lapanan dengan masyarakat pelaku wisata sekitar obyek itu, sehingga konsep kepariwisataan kita selama ini terkesan berjalan sendiri-sendiri.

Oleh karena itu, kita ingin mengusulkan kepada bapak GUbernur, bahwa dalam konsepsi pembangunan Istana Pagaruyung sebagai primadona-obyek wisata budaya kita di kemudian hari, sekecil apapun sumbangsih dan potensi yang ada, kiranya sama-sama memperoleh peluang dalam memajukan negeri ini. Terimaksih.

Sumber: http://www.sumbarprov.go.id/home/detail.asp?iData=1099&iCat=451&iChannel=16&nChannel

0 komentar: