Sunday, August 12, 2007

Surat Edaran Marx dan Engels (1848)




Surat Edaran Marx dan Engels (1848)
Manifesto Partai Komunis [1]

Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu Komunisme. Semua kekuasaan di Eropa lama telah menyatukan diri dalam suatu persekutuan keramat untuk mengusir hantu ini: Paus dan Tsar, Metternich [12] & Guizot [13], kaum Radikal Perancis [14] dan mata-mata polisi Jerman.

Di manakah ada partai oposisi yang tidak dicaci sebagai Komunis oleh lawan-lawannya yang sedang berkuasa? Di manakah ada partai oposisi yang tidak melontarkan kembali cap tuduhan Komunisme, baik kepada partai-partai oposisi yang lebih maju maupun kepada lawan-lawannya yang reaksioner?

Dua hal timbul dari kenyataan ini.

I. Komunisme telah diakui oleh semua kekuasaan di Eropa sebagai suatu kekuasaan pula.

II. Telah tiba waktunya bahwa kaum Komunis harus dengan terang-terangan terhadap seluruh dunia menyiarkan pandangan mereka, cita-cita mereka, tujuan mereka, aliran mereka,dan melawan dongengan kanak-kanak tentang Hantu Komunisme ini dengan sebuah manifesto dari partai sendiri.

Untuk maksud ini, kaum Komunis dari berbagai nasionalitet telah berkumpul di London, dan merencanakan manifesto berikut ini untuk diterbitkan dalam bahasa Inggeris, Perancis, Jerman, Italia, Vlam dan Denmark.
I. Kaum Borjuis dan kaum proletar [a]

Sejarah dari semua masyarakat:[b] yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas.

Orang-merdeka dan budak, patrisir dan plebejer [16], tuan bangsawan dan hamba, tukang-ahli [c] dan tukang pembantu, pendeknya: penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-terangan, suatu perjuangan yang setiap kali berakhir dengan penyusunan-kembali masyarakat umumnya atau dengan sama-sama binasanya kelas-kelas yang bermusuhan.

Dalam zaman permulaan sejarah, hampir di mana saja kita dapati suatu susunan rumit dari masyarakat yang terbagi menjadi berbagai golongan, menjadi banyak tingkatan kedudukan sosial. Di Roma purbakala terdapat kaum patrisir, kaum ksatria, kaum plebejer, kaum budak, dalam Zaman Tengah kaum tuan feodal, kaum vasal, kaum tukang-ahli, kaum tukang-pembantu, kaum malang, kaum hamba; di dalam hampir semua kelas ini terdapat lagi tingkatan-tingkatan bawahan.

Masyarakat borjuis modern yang timbul dari runtuhan masyarakat feodal tidak menghilangkan pertentangan-pertentangan kelas. Ia hanya menciptakan kelas-kelas baru, syarat-syarat penindasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru sebagai ganti yang lampau.

Tetapi zaman kita, zaman borjuasi, mempunyai sifat yang istimewa ini: ia telah menyederhanakan pertentangan-pertentangan kelas. Masyarakat seluruhnya semakin lama semakin terpecah menjadi dua golongan besar yang langsung berhadapan satu dengan yang lain - borjuasi dan proletariat.

Dari kaum hamba pada Zaman Tengah timbullah wargakota berhak-penuh dari kota-kota yang paling permulaan. Dari wargakota-wargakota ini berkembanglah anasir-anasir pertama dari borjuasi.

Ditemukannya benua Amerika, dikelilinginya Tanjung Harapan di Afrika Selatan, memberikan lapangan baru bagi borjuasi yang sedang tumbuh, pasar-pasar di Hindia Timur dan Tiongkok, kolonisasi atas Amerika, perdagangan dengan tanah-tanah jajahan, bertambah banyaknya alat penukaran dan barang dagangan pada umumnya, memberikan kepada perdagangan, kepada pelajaran, kepada industri, suatu dorongan yang tak pernah dikenal sebelum itu dan bersamaan dengan itu memberikan kepada anasir-anasir revolusioner dalam masyarakat feodal yang. sedang runtuh itu suatu kemajuan yang cepat.

Sistim industri yang feodal, di mana produksi industri dimonopoli oleh gilda-gilda semata-mata, sekarang tidak lagi mencukupi kebutuhan-kebutuhan yang makin bertambah dari pasar-pasar baru. Sistim manufaktur [17] menggantikannya. Tukang-tukang-ahli didesak keluar oleh kelas tengah manufaktur; pembagian kerja di antara berbagai gabungan gilda hilang dengan lahirnya pembagian kerja di setiap bengkel pertukangan sendiri-sendiri.

Sementara itu pasar-pasar senantiasa makin meluas, kebutuhan senantiasa bertambah. Sistim manufaktur itupun tak dapat lagi mencukupi. Segera sesudah itu uap dan mesin-mesin merevolusionerkan produksi industri. Kedudukan manufaktur direbut oleh Industri Modern raksasa, kedudukan kelas tengah industri oleh milyuner-milyuner industri, pemimpin-pemimpin kesatuan-kesatuan lengkap dari tentara industri, kaum borjuis modern.

Industri modern telah menciptakan pasar dunia yang telah dibukakan jalannya dengan ditemukannya Amerika. Pasar ini telah memberikan kemajuan maha besar pada perdagangan, pada pelajaran, pada perhubungan di darat. Kemajuan ini, pada gilirannya, bereaksi terhadap meluasnya industri; dan sebanding dengan meluasnya industri, perdagangan, pelajaran, perhubungan kereta api, maka dalam perbandingan yang sama borjuasi pun maju pula, kapitalnya bertambah dan mendesak ke belakang tiap-tiap kelas peninggalan dari Zaman Tengah.

Oleh sebab itu tahulah kita, bagaimana borjuasi modern itu sendiri adalah hasil dari perjalanan perkembangan yang lama, dari suatu rangkaian revolusi-revolusi dalam cara produksi dan cara pertukaran.

Tiap langkah dalam perkembangan borjuasi diikuti oleh suatu kemajuan politik yang sesuai dari kelas itu. Suatu kelas tertindas di bawah kekuasaan bangsawan feodal, suatu perserikatan bersenjata dan memerintah sendiri dalam komune [d] pada Zaman Tengah; di satu tempat berupa republik-kota yang merdeka (seperti di Italia dan Jerman), di lain tempat berupa, “pangkat ketiga” [18] Wajib-pajak dalam monarki (seperti di Perancis), sesudah itu, dalam masa manufaktur yang sebenarnya, dengan mengabdi pada monarki setengah-feodal [19] atau absolut sebagai kekuatan imbangan terhadap kaum bangsawan, dan dalam kenyataannya, batu dasar bagi monarki-monarki besar pada umumnya, maka pada akhirnya borjuasi, sejak berdirinya Industri Modern dan pasar dunia, telah merebut untuk dirinya sendiri segenap kekuasaan politik di dalam Negara konstitusionil modern. Badan eksekutif negara modern hanyalah merupakan sebuah komite untuk mengatur urusan-urusan bersama dari seluruh borjuasi.

Borjuasi, di dalam sejarah, telah memainkan peranan yang sangat revolusioner.

Borjuasi, di mana saja ia telah dapat memperoleh kekuasaan, telah mengakhiri semua hubungan feodal patriarkal pedesaan. Ia dengan tiada kenal kasihan telah merenggut putus pertalian-pertalian feodal yang beraneka ragam yang mengikat manusia pada “atasannya yang wajar”, dan tidak meninggalkan ikatan lain antar manusia dengan manusia selain daripada kepentingan sendiri semata-mata, selain daripada “pembayaran tunai” yang kejam. Ia telah menghanyutkan getaran yang paling suci dari damba keagamaan, dari gairah keksatriaan, dari sentimentalisme filistin, ke dalam air dingin perhitungan egois. Ia telah menjatukan harga diri dengan nilai-tukar, dan sebagai ganti dari kebebasan-kebebasan tak terhitung jumlahnya yang telah disahkan oleh undang-undang yang tak boleh dibatalkan itu, ia telah menetapkan satu-satunya kebebasan yang tidak berdasarkan akal - Perdagangan Bebas. Pendek kata, penghisapan yang diselimuti dengan ilusi-ilusi keagamaan dan politik digantikan olehnya dengan penghisapan yang terang-terangan, tak kenal malu, langsung, ganas.

Borjuasi telah menanggalkan anggapan mulia terhadap setiap jabatan yang selama ini dihormati dan dipuja dengan penuh ketaatan. Ia telah mengubah dokter, advokat, pendeta, penyair, sarjana menjadi buruh-upahannya yang dia bayar.

Borjuasi telah merobek dengan kekerasan selubung perasaan kekeluargaan, dan telah memerosotkannya menjadi hubungan-uang belaka.

Borjuasi telah menyingkapkan bagaimana dapat terjadinya hal bahwa pertunjukan kekuatan secara kasar dalam Zaman Tengah, yang begitu dikagumi oleh kaum reaksioner itu, mendapatkan imbangannya yang wajar dan cocok berwujud kemalasan yang paling lamban. Dialah yang pertama-tama memperlihatkan apa yang dapat dihasilkan oleh kegiatan manusia. Ia telah melahirkan keajaiban-keajaiban yang jauh melampaui piramida-piramida Mesir, saluran-saluran air Roma dan katedral-katedral Gotik; ia telah melakukan ekspedisi-ekspedisi yang sangat berlainan dibanding dengan perpindahan-perpindahan bangsa-bangsa [20] serta perang-perang salib [21] di masa dahulu.

Borjuasi tidak dapat hidup tanpa senantiasa merevolusionerkan perkakas-perkakas produksi dan karenanya merevolusionerkan hubungan-hubungan produksi, dan dengan itu semuanya merevolusionerkan segenap hubungan dalam masyarakat. Sebaliknya, mempertahankan cara-cara produksi yang lama dalam bentuknya yang tidak berubah adalah syarat pertama untuk hidup bagi segala kelas industri yang terdahulu. Senantiasa merevolusionerkan produksi, kekacauan tiada putus-putusnya dalam segala syarat.sosial, ketiadaan kepastian serta kegelisahan yang abadi itu membedakan zaman borjuasi dengan semua zaman yang terdahulu. Segala hubungan yang telah ditetapkan dan beku serta berkarat, dengan rentetannya berupa prasangka-prasangka serta pendapat-pendapat kuno yang disegani, disapu bersih, segala yang dibentuk baru menjadi usang sebelum membatu. Segala yang padat hilang larut dalam udara, segala yang suci dinodai, dan pada akhirnya manusia terpaksa menghadapi dengan hati yang tenang syarat-syarat hidupnya yang sebenarnya, dan hubungan-hubungannya dengan sesamanya.

Kebutuhan akan pasar yang senantiasa meluas untuk barang-barang hasilnya mengejar borjuasi ke seluruh muka bumi. Ia harus bersarang di mana-mana, bertempat di mana-mana, mengadakan hubungan-hubungan di mana-mana.

Melalui penghisapannya atas pasar dunia borjuasi telah memberikan sifat kosmopolitan kepada produksi dan konsumsi di tiap-tiap negeri. Kaum reaksioner merasa sedih sekali karena borjuasi telah menarik dari bawah kaki industri bumi nasional tempat ia berdiri.

Semua industri nasional yang sudah tua telah dihancurkan atau sedang dihancurkan setiap hari. Mereka digantikan oleh industri-industri baru yang pelaksanaannya menjadi jadi masalah hidup dan mati bagi semua nasion yang beradab, oleh industri yang tidak lagi mengerjakan bahan mentah dari negeri sendiri, tetapi bahan mentah yang didatangkan dari wilayah-wilayah dunia yang paling jauh letaknya, industri yang barang-barang hasilnya tidak saja dipakai di dalam negeri tetapi di setiap pelosok dunia. Sebagai pengganti kebutuhan-kebutuhan masa lampau yang dipenuhi oleh produksi negeri sendiri, kita mendapatkan kebutuhan-kebutuhan baru, yang untuk memuaskannya diperlukan hasil-hasil dari negeri-negeri serta daerah-daerah iklim yang sangat jauh letaknya. Sebagai pengganti keadaan terasing serta mencukupi-kebutuhan-sendiri secara lokal maupun nasional yang lama, kita dapati hubungan ke segala jurusan, keadaan saling-tergantung yang universal di antara nasion-nasion. Dan seperti halnya dengan produksi material, demikian jugalah keadaannya dalam hal produksi intelek. Ciptaan-ciptaan intelek dari satu-satu nasion menjadi milik bersama. Kesepihakan serta kesempitan pandangan nasional menjadi makin tidak mungkin, dan dari sejumlah besar literatur nasional dan lokal timbullah suatu literatur dunia.

Borjuasi, dengan perbaikan cepat dari segala alat produksi, dengan makin sangat dipermudahnya kesempatan menggunakan alat-alat perhubungan, menarik segala nasion, sampai yang paling biadab pun, ke dalam peradaban. Harga-harga murah dari barang dagangannya merupakan artileri berat yang dengannya ia memporak-porandakan segala tembok-tembok Tiongkok, yang dengannya ia menaklukkan kebencian berkepala batu dari kaum biadab terhadap orang-orang asing. Ia memaksa semua nasion, dengan ancaman akan musnah, cara produksi borjuis; ia memaksa mereka mengemukakan apa yang olehnya disebut peradaban itu ke tengah-tengah lingkungan mereka, yaitu, supaya mereka sendiri menjadi borjuis. Pendek kata, ia menciptakan suatu dunia menurut bayangannya sendiri.

Borjuasi menundukkan desa kepada kekuasaan kota. Ia telah menciptakan kota-kota yang hebat, telah sangat menambah penduduk kota dibanding dengan penduduk desa, dan dengan demikian telah melepaskan sebagian besar penduduk dari kedunguan kehidupan desa. Sebagaimana halnya ia telah menjadikan desa bergantung kepada kota, begitupun ia telah menjadikan negeri biadab dan setengah-biadab bergantung kepada negeri yang beradab, nasion kaum tani kepada nasion kaum borjuis, Timur kepada Barat.

Borjuasi senantiasa makin bersemangat menghapuskan keadaan terpencar-pencar dari penduduk, dari alat-alat produksi, dan dari milik. Ia telah menimbun penduduk, memusatkan alat-alat produksi, dan telah mengkonsentrasi milik ke dalam beberapa tangan. Akibat yang sudah seharusnya dari hal ini adalah pemusatan politik. Propinsi-propinsi yang merdeka atau yang mempunyai hubungan tak begitu erat dengan kepentingan-kepentingan undang-undang pemerintah dan sistim pajak yang berlain-lainan menjadi terpadu sebagai satu nasion dengan satu pemerintah, satu tata undang-undang, satu kepentingan-kelas nasional, satu perbatasan dan satu tarif pabean.

Borjuasi, selama kekuasaannya yang belum genap seratus tahun itu, telah menciptakan tenaga-tenaga produktif yang lebih teguh dan lebih besar daripada yang telah diciptakan oleh generasi-generasi yang terdahulu dijadikan satu. Ditundukkannya kekuatan-kekuatan alam kepada manusia, mesin-mesin, pelajaran kapal api, pengenaan ilmu kimia pada industri dan pertanian, jalan kereta api, pembukaan benua-benua utuh untuk tanah garapan, telegrafi listrik, penyaluran sungai sejumlah sangat besar penduduk yang dengan kekuatan sihir dikeluarkan dari dalam tanah - abad terdahulu manakah yang dapat menduga adanya tenaga-tenaga produktif yang sedemikian itu tertidur dalam pangkuan kerja masyarakat?

Jadi tahulah kita: alat-alat produksi dan alat-alat pertukaran, yang di atas dasarnya borjuasi berkembang, telah ditimbulkan di dalam masyarakat feodal. Pada suatu tingkat tertentu dalam perkembangan alat-alat produksi dan alat-alat pertukaran ini, syarat-syarat tempat masyarakat feodal menghasilkan dan mengadakan pertukaran, organisasi feodal dari pertanian dan industri manufaktur, pendek kata, hubungan-hubungan feodal dari milik menjadi tidak lagi dapat disesuaikan dengan tenaga-tenaga produktif yang sudah berkembang; mereka merupakan belenggu-belenggu yang begitu banyak; mereka harus dipatahkan, mereka memang dipatahkan.

Sebagai gantinya datanglah persaingan bebas, disertai oleh susunan sosial dan politik yang diselaraskan dengannya, dan oleh kekuasaan ekonomi dan politik dari kelas borjuis.

Suatu gerakan yang serupa sedang berlangsung di hadapan mata kepala kita sendiri. Masyarakat borjuis modern dengan hubungan-hubungan produksinya, hubungan-hubungan pertukaran, dan hubungan-hubungan miliknya, suatu masyarakat yang telah menjelmakan alat-alat produksi serta alat-alat pertukaran yang begitu raksasa, adalah seperti tukang sihir yang tidak dapat mengontrol lagi tenaga-tenaga dari alam gaib yang telah dipanggil olehnya dengan mantra-mantranya. Sudah sejak berpuluh-puluh tahun sejarah industri dan perdagangan hanyalah sejarah pemberontakan tenaga-tenaga produktif modern melawan syarat-syarat produksi modern, melawan hubungan-hubungan milik yang merupakan syarat-syarat untuk hidup bagi borjuasi dan kekuasaannya. Cukuplah untuk menyebut krisis-krisis perdagangan yang dengan terulangnya secara periodik, setiap kali lebih berbahaya, mengancam kelangsungan hidup seluruh masyarakat borjuis. Di dalam krisis-krisis ini tidak saja sebagian besar dari baranghasil-baranghasil yang ada, tetapi juga dari tenaga-tenaga produktif yang telah diciptakan terdahulu, dihancurkan secara periodik. Di dalam krisis-krisis ini berjangkitlah wabah yang di dalam zaman-zaman terdahulu akan merupakan suatu kejanggalan - wabah produksi kelebihan. Tiba-tiba masyarakat mendapatkan dirinya terlempar kembali dalam suatu keadaan kebiadaban sementara; nampaknya seakan-akan suatu kelaparan, suatu perang pembinasaan umum telah memusnahkan persediaan segala bahan-bahan keperluan hidup; industri dan perdagangan seakan-akan dihancurkan; dan mengapa? Karena terlampau banyak peradaban, terlampau banyak bahan-bahan keperluan hidup, terlampau banyak industri, terlampau banyak perdagangan. Tenaga-tenaga produktif yang tersedia bagi masyarakat tidak lagi dapat melanjutkan perkembangan syarat-syarat milik borjuis; sebaliknya, mereka telah menjadi terlampau kuat bagi syarat-syarat ini, yang membelenggu mereka, dan segera setelah mereka mengatasi rintangan belenggu-belenggu ini, mereka mendatangkan kekacauan ke dalam seluruh masyarakat borjuis, membahayakan adanya milik borjuis. Syarat-syarat masyarakat borjuis adalah terlampau sempit untuk memuat kekayaan yang diciptakan olehnya. Dan bagaimanakah borjuasi mengatasi krisis-krisis ini? Pada satu pihak, dengan memaksakan penghancuran sejumlah besar tenaga-tenaga produktif, pada pihak lain, dengan merebut pasar-pasar baru dan menghisap pasar-pasar yang lama dengan cara yang lebih sempurna. Itu artinya, dengan membukakan jalan untuk krisis-krisis yang lebih luas dan lebih merusakkan, dan mengurangi syarat-syarat yang dapat mencegah krisis-krisis itu.

Senjata-senjata yang digunakan oleh borjuasi untuk menumbangkan feodalisme sekarang berbalik kepada borjuasi itu sendiri.

Tetapi tidak saja borjuasi itu menempa senjata-senjata yang mendatangkan mautnya sendiri; ia juga telah melahirkan manusia-manusia yang akan menggunakan senjata-senjata itu - kelas buruh modern - kaum proletar.

Dibandingkan dengan berkembangnya borjuasi, artinya, kapital, maka dalam derajat yang itu juga proletariat, kelas buruh modern, telah berkembang - suatu kelas kaum pekerja yang hanya hidup selama mereka mendapat pekerjaan, dan hanya mendapat pekerjaan selama kerja mereka memperbesar kapital. Kaum pekerja ini yang harus menjual dirinya sepotong-sepotong, adalah suatu barang dagangan seperti semua barang dagangan lainnya, dan karenanya diserahkan mentah-mentah kepada segala perubahan dalam persaingan, kepada segala perguncangan pasar.

Disebabkan oleh pemakaian mesin-mesin secara luas dan karena pembagian kerja, hilanglah segala sifat perseorangan dari pekerjaan kaum proletar, dan karena itu hilanglah segala kegairahan bagi si buruh. Ia semata-mata menjadi lampiran-tambahan dari mesin dan hanyalah kecakapan yang paling sederhana, paling menjemukan dan paling mudah didapat, yang dibutuhkan dari dia. Dari itu, biaya produksi dari seorang buruh terbatas hampir semata-mata pada bahan-bahan keperluan hidup yang diperlukan untuk hidupnya dan untuk pembiakan jenisnya. Tetapi harga sesuatu barang dagangan, dan oleh sebab itu juga harga kerja, [22] adalah sama dengan biaya produksinya. Oleh sebab itu sederajat dengan makin tidak menyenangkannya kerja itu, maka turunlah upahnya. Bahkan lebih dari itu, dalam derajat sebagaimana pemakaian mesin-mesin dan pembagian kerja bertambah, dalam derajat yang itu juga beban kerja bertambah, baik dengan memperpanjang jam kerja, dengan menambah banyaknya pekerjaan dalam waktu yang tertentu atau dengan mempertinggi kecepatan mesin-mesin, dsb.

Industri modern telah mengubah bengkel kecil kepunyaan majikan patriarkal menjadi pabrik besar kepunyaan kapitalis industri. Massa kaum buruh yang dikumpulkan dalam pabrik diorganisasi seperti serdadu. Sebagai serdadu biasa dari tentara industri mereka diatur di bawah perintah suatu susunan-kepangkatan yang rapi terdiri dari opsir-opsir dan sersan-sersan. Mereka itu tidak hanya menjadi budak kelas borjuis dan budak negara borjuis saja; mereka itu setiap hari dan setiap jam diperbudak oleh mesin-mesin, oleh mandor-mandor, dan terutama sekali oleh tuan pabrik borjuis orang-seorang itu sendiri. Semakin terang-terangan kelaliman ini menyatakan keuntungan sebagai tujuan dan maksudnya, semakin keji, semakin membencikan dan semakin memarahkanlah dia itu.

Semakin kurang kecakapan dan kurang pemakaian kekuatan yang diperlukan dalam kerja badan, dengan kata-kata lain, semakin industri modern menjadi sempurna, semakin banyak kerja kaum pria yang digantikan oleh kerja kaum wanita. Perbedaan umur dan perbedaan jenis kelamin tidak lagi mempunyai sesuatu arti kemasyarakatan yang penting bagi kelas buruh. Semuanya adalah perkakas kerja, kurang atau lebih mahalnya untuk dipakai, bergantung pada umur dan jenis kelamin mereka.

Jika penghisapan atas pekerja oleh pengusaha sudah sampai sedemikian jauhnya sehingga ia menerima upahnya dengan tunai, maka diterkamlah ia oleh bagian-bagian lain dari borjuasi, tuan tanah, tuan toko, pemilik pegadaian, dsb.

Lapisan rendahan dari kelas tengah - kaum pengusaha kecil, tuan toko dan tukang riba [23] umumnya, kaum pekerja-tangan dan kaum tani - semua ini berangsur-angsur jatuh menjadi proletariat, sebagian oleh karena kapitalnya yang kecil tidak cukup untuk menjalankan industri besar dan menderita kekalahan dalam persaingan dengan kaum kapitalis besar, sebagian oleh karena keahlian mereka menjadi tidak berharga untuk cara-cara produksi yang baru. Begitulah proletariat terjadi dari segala kelas penduduk.

Proletariat melalui berbagai tingkat perkembangan. Bersamaan dengan lahirnya, mulailah perjuangannya terhadap borjuasi. Mula-mula perjuangan itu dilakukan oleh kaum buruh orang-seorang, kemudian oleh buruh suatu pabrik, kemudian oleh buruh dari satu macam perusahaan di satu tempat melawan borjuis orang-seorang yang langsung menghisap mereka. Mereka tidak mengerahkan serangan-serangannya terhadap syarat-syarat produksi borjuis, tetapi terhadap perkakas-perkakas produksi itu sendiri; mereka merusakkan barang-barang impor yang menyaingi kerja mereka, mereka menghancurkan mesin-mesin, mereka membakar pabrik-pabrik, mereka mencoba mengembalikan dengan paksa kedudukan pekerja dari Zaman Tengah [24] yang telah hilang itu.

Pada tingkat tersebut kaum buruh merupakan suatu massa yang lepas tersebar di seluruh negeri dan terpecah belah oleh persaingan di kalangan mereka sendiri. Jika di sesuatu tempat mereka bersatu membentuk badan-badan yang lebih erat terhimpun, ini belumlah akibat dari persatuan yang aktif dari mereka sendiri, tetapi dari persatuan borjuasi, kelas yang untuk mencapai tujuan politiknya sendiri terpaksa menggerakkan seluruh proletariat, tambahan pula karena untuk sementara waktu mereka masih dapat berbuat demikian. Oleh karena itu, pada tingkat tersebut kaum proletar tidak melawan musuh-musuhnya, tetapi musuh-musuh dari musuh mereka, yaitu sisa-sisa monarki absolut, kaum pemilik tanah, borjuis bukan-industri, borjuasi kecil. Dengan demikian seluruh gerakan yang bersejarah itu berpusat di dalam tangan borjuasi; tiap-tiap kemenangan yang dicapai dengan cara demikian adalah kemenangan bagi borjuasi.

Tetapi dengan berkembangnya industri, proletariat tidak saja bertambah jumlahnya; ia menjadi terkonsentrasi di dalam massa yang lebih besar, kekuatannya bertambah besar dan ia semakin merasakan kekuatan itu. Kepentingan-kepentingan dan syarat-syarat hidup yang bermacam ragam di dalam barisan proletariat semakin lama semakin menjadi sama, sederajat dengan dihapuskannya segala perbedaan kerja oleh mesin-mesin dan dengan diturunkannya upah hampir di mana-mana sampai pada tingkat yang sama rendahnya. Persaingan yang semakin menjadi di kalangan kaum borjuis dan krisis-krisis perdagangan yang diakibatkannya, menyebabkan upah kaum buruh senantiasa berguncang. Perbaikan mesin-mesin yang tidak henti-hentinya itu senantiasa berkembang dengan lebih cepat, menyebabkan penghidupan mereka makin lama makin tidak tentu; bentrokan-bentrokan antara buruh orang-seorang dengan borjuis orang-seorang makin lama makin bersifat bentrokan-bentrokan antara dua kelas. Sesudah itu kaum buruh mulai membentuk perkumpulan-perkumpulan menentang kaum borjuis; mereka berhimpun untuk mempertahankan upah-kerja mereka; mereka mendirikan perserikatan-perserikatan yang tetap untuk mempersiapkan diri guna perlawanan yang sewaktu-waktu ini. Di sana-sini perjuangan itu meletus menjadi huru-hara.

Kadang-kadang kaum buruh memperoleh kemenangan, tetapi hanya untuk sementara waktu. Buah yang sebenarnya dari perjuangan mereka tidak terletak pada hasil yang langsung, tetapi pada senantiasa makin meluasnya persatuan kaum buruh. Persatuan ini dibantu terus oleh kemajuan-kemajuan alat-alat perhubungan yang dibuat oleh industri modern dan yang membawa kaum buruh dari berbagai daerah berhubungan satu dengan yang lain. Justru perhubungan inilah yang diperlukan untuk memusatkan perjuangan-perjuangan lokal yang banyak itu, yang kesemuanya mempunyai sifat yang sama, menjadi satu perjuangan nasional antara kelas-kelas. Tetapi tiap perjuangan kelas adalah suatu perjuangan politik. Dan persatuan ini, yang untuk mencapainya, wargakota pada Zaman Tengah dengan jalan-jalan mereka yang sangat buruk memerlukan waktu yang berabad-abad lamanya, berkat adanya jalan-jalan kereta api, dicapai oleh kaum proletar modern dalam beberapa tahun saja.

Terorganisasinya kaum proletar menjadi kelas ini, dan dengan sendirinya menjadi partai politik, senantiasa dirusak kembali oleh persaingan di antara kaum buruh sendiri. Tetapi ia selalu bangun kembali, lebih kuat, lebih teguh, lebih perkasa. la memaksakan pengakuan berdasarkan undang-udang atas kepentingan-kepentingan tertentu dari kaum buruh dengan jalan menggunakan perpecahan di dalam kalangan borjuasi sendiri. Maka lahirlah undang-undang sepuluh-jam di Inggris.

Kesimpulannya ialah bahwa bentrokan-bentrokan antara kelas-kelas di dalam masyarakat lama, dengan berbagai cara, mendorong maju perkembangan proletariat. Borjuasi terlibat dalam perjuangan yang terus-menerus. Mula-mula dengan aristokrasi; kemudian dengan bagian-bagian dari borjuasi itu sendiri yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan kemajuan industri; dan selamanya dengan borjuasi negeri-negeri asing semuanya. Di dalam segala perjuangan ini ia merasa terpaksa berseru kepada proletariat, meminta bantuannya, dan dengan begitu menarik proletariat ke dalam gelanggang politik. Oleh karena itu, borjuasi itu sendiri membekali proletariat dengan anasir-anasir politik dan pendidikan-umumnya sendiri, dengan perkataan lain, ia melengkapi proletariat itu dengan senjata-senjata untuk melawan borjuasi.

Selanjutnya, sebagaimana yang telah kita ketahui, golongan-golongan keseluruhan dari kelas yang berkuasa, dengan majunja industri, tercampak ke dalam proletariat, atau setidak-tidaknya terancam di dalam syarat-syarat mereka untuk hidup. Hal ini juga memberikan kepada proletariat anasir-anasir kesadaran dan kemajuan yang segar.

Akhirnya, dalam waktu ketika perjuangan kelas mendekati saat yang menentukan, proses kehancuran yang berlaku di dalam kelas yang berkuasa, pada hakekatnya di dalam seluruh masyarakat lama seutuhnya, mencapai watak yang demikian keras dan tegasnya, sehingga segolongan kecil dari kelas yang berkuasa memutuskan hubungannya dan menyatukan diri dengan kelas yang revolusioner, kelas yang memegang hari depan di dalam tangannya. Oleh karena itu, sama seperti ketika zaman terdahulu, segolongan dari kaum bangsawan memihak kepada borjuasi, maka sekarang segolongan dari borjuasi memihak kepada proletariat, dan terutama segolongan dari kaum ideologis borjuis yang telah mengangkat dirinya sampai pada taraf memahami secara teori gerakan yang bersejarah itu sebagai keseluruhan.

Dari semua kelas yang sekarang berdiri berhadap-hadapan dengan borjuasi, hanya proletariatlah satu-satunya kelas yang betul-betul revolusioner. Kelas-kelas lainnya melapuk dan akhimya lenyap ditelan industri besar, hanya proletariatlah yang menjadi hasilnya yang istimewa dan yang hakiki.

Kelas tengah rendahan, tuan pabrik kecil, tuan toko, tukang, petani, semuanya ini, berjuang melawan borjuasi, untuk menyelamatkan hidup mereka sebagai golongan dari kelas tengah hindar dari kemusnahan. Oleh karena itu mereka tidak revolusioner, tetapi konservatif. Bahkan lebih dari itu, mereka itu reaksioner, karena mereka mencoba memutar kembali roda sejarah. Jika secara kebetulan mereka itu revolusioner, maka mereka berlaku demikian itu hanyalah karena melihat akan bahaya mendekat berupa kepindahan mereka ke dalam proletariat, jadi mereka tidak membela kepentingan-kepentingannya yang sekarang, tetapi kepentingan-kepentingannya di masa datang, mereka meninggalkan pendiriannya sendiri untuk menempatkan dirinya pada pendirian proletariat.

Proletariat-gelandangan [25], massa yang membusuk secara pasif dari kalangan lapisan-lapisan terendah masyarakat lama, di sana-sini terseret ke dalam gerakan oleh suatu revolusi proletar; akan tetapi syarat-syarat hidupnya, menjadikan dia lebih condong untuk melakukan peranan sebagai perkakas yang disuap untuk mengadakan huru-hara reaksioner.

Syarat-syarat hidup masyarakat lama sudah dihancurkan di dalam syarat-syarat hidup proletariat. Proletar tidak mempunyai milik; hubungannya dengan isteri dan anak tidak ada lagi persamaannya dengan hubungan keluarga borjuasi; kerja industri modern, penundukan modern di bawah kapital, yang sama saja baik di Inggris maupun di Perancis, di Amerika maupun di Jerman, telah menghilangkan segala bekas watak nasional daripadanya. Undang-undang moral, agama, baginya adalah sama dengan segala prasangka borjuis, yang di belakangnya bersembunyi segala macam kepentingan-kepentingan borjuis.

Semua kelas terdahulu yang memperoleh kekuasaan, berusaha memperkuat kedudukan yang telah diperolehnya dengan menundukkan masyarakat dalam keseluruhannya kepada syarat-syarat pemilikan mereka. Kaum proletar tidak dapat menjadi tuan atas tenaga-tenaga produktif dalam masyarakat, kecuali dengan menghapuskan cara pemilikan mereka sendiri yang terdahulu atas tenaga-tenaga produktif, dan dengan begitu menghapuskan juga segala cara pemilikan lain yang terdahulu. Mereka tidak mempunyai sesuatu pun yang harus dilindungi dan dipertahankan, tugas mereka ialah menghancurkan segala perlindungan dan jaminan yang terdahulu atas milik perseorangan.

Semua gerakan sejarah yang terdahulu adalah gerakan dari minoritet-minoritet, atau untuk kepentingan minoritet-minoritet. Gerakan proletar adalah gerakan yang sadar-diri dan berdiri sendiri dari mayoritet yang melimpah, untuk kepentingan mayoritet yang melimpah. Proletariat, lapisan yang paling rendah dari masyarakat kita sekarang, tidak dapat bergerak, tidak dapat mengangkat dirinya ke atas, tanpa hancur luluhnya seluruh lapisan atas dari masyarakat yang resmi.

Walaupun tidak dalam isinya tetapi dalam bentuknya, perjuangan proletariat dengan borjuasi adalah mula-mula suatu perjuangan nasional. Proletariat di masing-masing negeri tentu saja pertama-tama harus membuat perhitungan dengan borjuasinya sendiri.

Dalam melukiskan fase-fase yang paling umum dari perkembangan proletariat, kita turuti jejak peperangan dalam negeri, yang lebih atau kurang tersembunyi yang bergolak di dalam masyarakat yang ada, sampai pada titik di mana peperangan itu meletus menjadi revolusi terang-terangan, dan di mana penggulingan borjuasi dengan kekerasan meletakkan landasan bagi kekuasaan proletariat.

Hingga kini, sebagaimana yang telah kita ketahui, segala bentuk masyarakat telah didasarkan atas antagonisme antara kelas-kelas yang menindas dengan kelas-kelas yang tertindas. Tetapi untuk dapat menindas suatu kelas, haruslah dijamin syarat-syarat tertentu untuknya di mana ia setidak-tidaknya dapat melanjutkan hidupnya sebagai budak. Si hamba, dalam zaman perhambaan, meningkatkan dirinya menjadi anggota komune, seperti juga halnya dengan si borjuis kecil, di bawah tindakan absolutisme feodal, mengembangkan dirinya menjadi borjuis. Sebaliknya, buruh modern bukannya terangkat naik dengan adanya kemajuan industri, tetapi bahkan senantiasa makin jatuh merosot di bawah syarat-syarat hidup kelasnya sendiri. Ia menjadi orang melarat dan kemelaratan berkembang lebih cepat daripada penduduk dan kekayaan. Dan di sinilah menjadi terang, bahwa borjuasi tidak pada tempatnya lagi untuk menjadi kelas yang berkuasa di dalam masyarakat, dan tidak mampu lagi untuk memaksakan syarat-syarat hidupnya kepada masyarakat sebagai undang-undang yang menentukan. Ia tidak cakap memerintah karena ia tidak mampu menjamin penghidupan bagi budaknya di dalam rangka perbudakannya itu, karena ia terpaksa membiarkan budaknya tenggelam ke dalam keadaan yang sedemikian rupa sehingga ia harus memberi makan kepada budaknya, dan bukannya ia diberi makan oleh budaknya. Masyarakat tidak dapat lagi hidup di bawah borjuasi ini, dengan perkataan lain, adanya borjuasi tidak dapat didamaikan lagi dengan masyarakat.

Syarat terpokok untuk hidupnya, dan berkuasanya kelas borjuis, adalah terbentuknya dan bertambah besarnya kapital; syarat untuk kapital ialah kerja-upahan. Kerja-upahan semata-mata bersandar pada persaingan di antara kaum buruh sendiri. Kemajuan industri, yang pendorongnya dengan tak sengaja adalah borjuasi, menggantikan terpencilnya kaum buruh, yang disebabkan oleh persaingan, dengan tergabungnya mereka secara revolusioner, yang diperoleh karena perserikatan. Perkembangan industri besar, karenanya, merenggut dari bawah kaki borjuasi landasan itu sendiri yang di atasnya borjuasi menghasilkan dan memiliki hasil-hasil. Oleh sebab itu, apa yang dihasilkan oleh borjuasi ialah, terutama sekali, penggali-penggali liang kuburnya sendiri. Keruntuhan borjuasi dan kemenangan proletariat adalah sama-sama tidak dapat dielakkan lagi.
II. Kaum proletar dan kaum Komunis

Bagaimanakah hubungan antara kaum Komunis dengan kaum proletar umumnya ?

Kaum Komunis tidak merupakan suatu partai tersendiri yang bertentangan dengan partai-partai kelas buruh lainnya.

Mereka tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tersendiri dan terpisah dari kepentingan-kepentingan proletariat sebagai keseluruhan.

Mereka tidak mengadakan prinsip-prinsip sendiri yang sektaris, yang hendak dijadikan pola bagi gerakan proletar.

Kaum Komunis dibandingkan dengan partai-partai kelas buruh lainnya berbeda hanyalah karena hal ini:
1. Di dalam perjuangan nasional dari kaum proletar di berbagai negeri, mereka menunjukkan serta mengedepankan kepentingan-kepentingan bersama dari seluruh proletariat, terlepas dari segala nasionalitet.
2. Pada berbagai tingkat perkembangan yang harus dilalui oleh perjuangan kelas buruh melawan borjuasi, mereka senantiasa dan di mana saja mewakili kepentingan-kepentingan gerakan itu sebagai keseluruhan.

Oleh sebab itu kaum Komunis, pada satu pihak, pada prakteknya adalah bagian yang paling maju dan teguh hati dari partai-partai kelas buruh di setiap negeri, bagian yang mendorong maju semua bagian lain-lainnya; pada pihak lain, secara teori mereka mempunyai kelebihan atas massa proletariat yang besar itu dalam pengertian tentang garis perjalanan, syarat-syarat, dan hasil-hasil umum terakhir dari gerakan proletar.

Tujuan terdekat dari kaum Komunis adalah sama dengan tujuan semua partai proletar lain-lainnya: pembentukan proletariat menjadi suatu kelas, penggulingan kekuasaan borjuasi, perebutan kekuasaan politik oleh proletariat.

Kesimpulan-kesimpulan secara teori dari kaum Komunis sama sekali bukanlah berdasar pada pikiran-pikiran atau prinsip-prinsip yang telah diciptakan, atau yang ditemukan oleh salah seorang pembaharu-dunia.

Kesimpulan-kesimpulan itu hanya menyatakan semata-mata, secara umum, hubungan-hubungan yang sebenarnya yang timbul dari suatu perjuangan kelas yang sedang berlaku, dari suatu gerakan sejarah yang sedang berjalan di depan mata kita. Penghapusan hubungan-hubungan milik yang ada sekarang sama sekali bukanlah suatu ciri yang istimewa dari Komunisme.

Segala hubungan milik di masa lampau senantiasa tunduk pada perubahan kesejarahan yang diakibatkan oleh perubahan syarat-syarat sejarah.

Revolusi Perancis misalnya, menghapuskan milik feodal untuk memberi tempat kepada milik borjuis. [26]

Ciri istimewa Komunisme - bukanlah penghapusan milik pada umumnya, tetapi penghapusan milik borjuis. Tetapi milik perseorangan borjuis modern adalah pernyataan terakhir dan paling sempurna dari sistim menghasilkan dan memiliki hasil-hasil yang didasarkan pada antagonisme-antagonisme kelas, pada penghisapan terhadap yang banyak oleh yang sedikit.

Dalam artian ini, teori kaum Komunis dapatlah diikhtisarkan dalam satu kalimat saja: Penghapusan milik perseorangan.

Kita kaum Komunis telah dimaki bahwa kita ingin menghapuskan hak atas milik yang diperdapat seseorang sebagai hasil kerja orang itu sendiri, milik yang dianggap sebagai dasar dari semua kemerdekaan, kegiatan dan kebebasan seseorang.

Milik yang diperoleh dengan membanting tulang, yang direbut sendiri, yang dicari sendiri secara halal! Apakah yang tuan maksudkan itu milik si tukang kecil, milik si tani kecil, suatu bentuk milik yang mendahului bentuk milik borjuis ? Itu tidak perlu dihapuskan; perkembangan industri telah menghancurkannya banyak sekali, dan masih terus menghancurkannya setiap harinya.

Ataukah yang tuan maksudkan itu milik perseorangan borjuis modern?

Tetapi adakah kerja-upahan, kerja si proletar, mendatangkan sesuatu milik untuk dia? Sama sekali tidak. Ia menciptakan kapital, yaitu semacam milik yang menghisap kerja-upahan, dan yang tidak dapat bertambah besar kecuali dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja-upahan baru untuk penghisapan baru. Milik dalam bentuknya yang sekarang ini adalah didasarkan pada antagonisme antara kapital dengan kerja-upahan. Marilah kita periksa kedua belah segi dari antagonisme ini.

Untuk menjadi seorang kapitalis, orang tidak saja harus mempunjai kedudukan perseorangan semata-mata, tetapi kedudukan sosial dalam produksi. Kapital adalah suatu hasil kolektif, dan ia hanya dapat digerakkan oleh tindakan bersama dari banyak anggota, malahan lebih dari itu, pada tingkatan terakhir, ia hanya dapat digerakkan oleh tindakan bersama dari semua anggota masyarakat.

Oleh karena itu kapital bukanlah suatu kekuasaan pribadi, ia adalah suatu kekuasaan sosial.

Jadi, jika kapital itu dijadikan milik bersama, menjadi milik semua anggota masyarakat, dengan itu milik pribadi tidak diubah menjadi milik sosial. Hanyalah watak sosial milik yang diubah. Watak kelasnya hilang.

Marilah kita sekarang bicara tentang kerja-upahan.

Harga rata-rata dari kerja-upahan ialah upah minimum, yaitu jumlah bahan-bahan keperluan hidup yang mutlak diperlukan untuk mempertahankan buruh sebagai seorang buruh dalam hidup sekedarnya. Oleh karena itu, apa yang telah dimiliki oleh buruh-upahan berkat kerjanya, hanyalah cukup untuk memperpanjang dan melanjutkan lagi hidup yang sekedarnya itu. Kita sekali-kali tidak bermaksud untuk menghapuskan pemilikan pribadi atas hasil-hasil kerja ini, pemilikan yang digunakan untuk mempertahankan dan melanjutkan lagi hidup biasa sebagai Manusia, dan yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat digunakan untuk menguasai kerja orang-orang lain. Yang hendak kita hapuskan hanyalah watak celaka dari pemilikan ini, di mana buruh hidup hanya untuk memperbesar kapital belaka, dan dibolehkan hidup hanya selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukannya.

Di dalam masyarakat borjuis, kerja yang hidup ini hanyalah suatu alat untuk memperbanyak kerja yang telah tertimbun. Di dalam masyarakat Komunis, kerja yang tertimbun itu hanyalah suatu alat untuk memperluas, memperkaya, memajukan kehidupan buruh.

Di dalam masyarakat borjuis, karenanya, masa lampau menguasai masa kini; di dalam masyarakat Komunis, masa kini menguasai masa lampau. Di dalam masyarakat borjuis, kapital adalah bebas merdeka dan mempunyai kepribadian, sedang manusia yang bekerja tidak bebas dan tidak mempunyai kepribadian.

Dan penghapusan keadaan begini ini dikatakan oleh kaum borjuis, penghapusan kepribadian dan kemerdekaan! Dan memang begitu. Penghapusan kepribadian borjuis, penghapusan kebebasan borjuis dan kemerdekaan borjuis itulah yang memang dituju.

Dengan kemerdekaan diartikan, di bawah syarat-syarat produksi borjuis sekarang ini, perdagangan bebas, penjualan dan pembelian bebas.

Tetapi jika penjualan dan pembelian itu lenyap, penjualan dan pembelian bebas itupun lenyap juga.

Obrolan tentang penjualan dan pembelian bebas ini, dan segala “kata-kata gagah” lainnya dari borjuasi mengenai kemerdekaan pada umumnya, mempunyai arti, jika ada, hanya jika dibandingkan dengan penjualan dan pembelian terbatas, dengan pedagang-pedagang terbelenggu dari Zaman Tengah, tetapi tidak mempunyai arti jika dipertentangkan dengan penghapusan secara Komunis atas penjualan dan pembelian, atas cara produksi borjuis, dan atas borjuasi itu sendiri.

Tuan merasa ngeri karena maksud kami untuk menghapuskan milik perseorangan. Tetapi di dalam rnasyarakat tuan yang ada sekarang ini, milik perseorangan sudah dihapuskan bagi sembilan persepuluh dari penduduk; ia ada pada beberapa orang justru karena ia tidak ada pada mereka yang sembilan persepuluh itu. Jadi tuan memaki kami karena kami bermaksud menghapuskan suatu bentuk milik, yang untuk adanya diperlukan syarat berupa tidak adanya suatu milik apa pun bagi mayoritet melimpah dari masyarakat.

Pendek kata, tuan memaki kami bahwa kami bermaksud menghapuskan milik tuan. Memang begitu, itulah justru yang kami maksudkan.

Sejak dari saat ketika kerja tidak lagi dapat dijadikan kapital, uang, atau sewa, [27] dijadikan suatu kekuasaan sosial yang dapat dimonopolisasi, artinya, sejak dari saat ketika milik pribadi tidak dapat lagi dijadikan milik borjuis, dijadikan kapital, sejak dari saat itu, tuan katakan, kepribadian telah hilang.

Maka itu tuan harus mengakui bahwa yang tuan maksudkan dengan pribadi adalah tidak lain daripada seorang borjuis, seorang pemilik borjuis. Orang ini memang harus disapu bersih dan tidak diberi kemungkinan untuk hidup.

Komunisme tidak menghapuskan kekuasaan seseorang untuk memiliki hasil-hasil masyarakat; apa yang dilakukannya hanyalah merampas kekuasaan seseorang untuk menjadikan kerja orang lain takluk kepadanya dengan cara pemilikan semacam itu.

Orang telah mengemukakan keberatan bahwa dengan penghapusan milik perseorangan akan berhentilah semua pekerjaan, dan kemalasan umum akan merajalela.

Menurut pendapat ini, masyarakat borjuis tentunya sudah lama lenyap karena kemalasan semata-mata; karena mereka dari anggota-anggotanya yang bekerja, tidak mendapat apa-apa, dan mereka yang mendapat sesuatu, tidak bekerja. Seluruh keberatan ini hanyalah ungkapan lain dari kata-kata yang sama artinya: tak ada lagi kerja-upahan apabila tak ada lagi kapital.

Semua keberatan yang dikemukakan terhadap cara menghasilkan dan memiliki hasil-hasil material secara Komunis telah dikemukakan juga terhadap cara menghasilkan dan memiliki hasil-hasil intelek secara Komunis. Justru karena bagi kaum borjuis itu, lenyapnya milik kelas berarti lenyapnya produksi itu sendiri, maka lenyapnya kebudayaan kelas baginya berarti juga lenyapnya semua kebudayaan.

Kebudayaan itu, yang hilangnya sangat ditangisi olehnya, bagi golongan terbanyak yang melimpah hanyalah berarti bahwa mereka itu dijadikan mesin.

Tetapi janganlah ribut bertengkar dengan kami selama terhadap penghapusan milik borjuis yang kami maksudkan itu tuan mengenakan ukuran anggapan-anggapan borjuis tuan tentang kemerdekaan, kebudayaan, hukum, dsb. Pikiran-pikiran tuan itu justru adalah tidak lain daripada buah yang dihasilkan oleh syarat-syarat produksi borjuis dan milik borjuis tuan, tepat seperti halnya dengan ilmu hukum tuan adalah tidak lain daripada kemauan kelas tuan yang dijadikan undang-undang untuk semua, suatu kemauan, yang tujuan serta wataknya yang hakiki ditentukan oleh syarat-syarat hidup ekonomi kelas tuan.

Anggapan egoistis yang menyebabkan tuan mengubah bentuk-bentuk sosial yang timbul, dari cara produksi dan bentuk milik tuan sekarang ini–hubungan-hubungan kesejarahan yang timbul dan lenyap selama gerak maju produksi–menjadi hukum alam dan hukum akal yang abadi, anggapan ini sama dengan anggapan semua kelas berkuasa yang telah mendahului tuan. Apa yang sudah jelas tuan ketahui tentang milik kuno [28], apa yang sudah tuan akui tentang milik feodal, tentu saja akan terlarang bagi tuan untuk mengakui tentang bentuk milik borjuis tuan sendiri.

Penghapusan keluarga! Orang yang paling radikal pun akan naik darah karena maksud keji kaum Komunis ini.

Didasarkan atas landasan apakah keluarga sekarang, keluarga borjuis itu? Atas kapital, atas hasil pendapatan perseorangan. Dalam bentuknya yang berkembang sempurna keluarga semacam ini terdapat hanya di kalangan borjuasi saja. Tetapi keadaan ini mempunyai pelengkapnya berupa ketiadaan keluarga yang terpaksa di kalangan kaum proletar, dan berupa pelacuran umum.

Keluarga borjuis akan lenyap dengan sendirinya apabila pelengkapnya lenyap, dan kedua-duanya akan lenyap bersama dengan lenyapnya kapital.

Apakah tuan menuduh kami hendak menghentikan penghisapan anak-anak oleh orang tuanya? Kami mengakui kejahatan ini.

Tetapi, tuan akan berkata, kami menghancurkan hubungan-hubungan yang paling mesra, karena kami mengganti pendidikan rumah dengan pendidikan sosial.

Dan apakah pendidikan tuan tidak juga ditentukan oleh masyarakat? Oleh hubungan-hubungan sosial, yang di bawah syarat-syaratnya tuan mendidik, oleh campur tangan langsung, atau tidak langsung dari masyarakat dengan perantaraan sekolah-sekolah, dsb.? Kaum Komunis tidak menciptakan campur tangan masyarakat dalam pendidikan; mereka hanya berusaha untuk mengubah watak campur tangan itu, dan untuk menyelamatkan pendidikan agar hindar dari pengaruh kelas yang berkuasa.

Obrolan borjuis tentang keluarga dan pendidikan, tentang ikatan mesra antara ibu-bapak dengan anak, menjadi makin memuakkan, seiring dengan, karena akibat industri besar, makin terputusnya segala ikatan keluarga di kalangan kaum proletar, dan makin terubahnya anak-anak mereka menjadi barang dagangan biasa dan perkakas kerja.

Tetapi kalian kaum Komunis hendak melakukan hak bersama atas kaum wanita, teriak seluruh borjuasi dengan serentak.

Borjuis memandang isterinya hanya sebagai suatu perkakas produksi belaka. Ia mendengar bahwa perkakas-perkakas produksi akan digunakan bersama, dan tentu saja tidak akan sampai pada kesimpulan lain kecuali bahwa nasib dipergunakan bersama itu akan menimpa pula kaum wanita.

Ia sama sekali tidak mempunyai dugaan bahwa sasaran sebenarnya yang dituju ialah justru menghapuskan kedudukan kaum wanita sebagai perkakas produksi semata-mata.

Lain daripada itu tak ada lagi yang lebih menggelikan daripada kegusaran borjuis kita terhadap apa yang mereka namakan hak-bersama atas kaum wanita yang secara resmi berlaku di kalangan kaum Komunis. Kaum Komunis tidak perlu melakukan hak-bersama atas kaum wanita; hal ini telah ada hampir sepanjang segala zaman.

Borjuis kita tidak puas dengan hal bahwa untuk mereka ada tersedia isteri-isteri dan anak-anak gadis kaum proletar, belum lagi pelacur-pelacur biasa, sangat gemar saling menggoda isteri-isteri yang satu dengan lainnya di kalangan mereka sendiri.

Dalam kenyataannya perkawinan borjuis adalah suatu sistim isteri-isteri untuk bersama. Kaum Komunis paling banyak hanyalah dapat dituduh bahwa mereka hendak melakukan hak-bersama atas kaum wanita secara sah dan terang-terangan, untuk mengganti yang tersembunyi secara munafik. Lain daripada itu, teranglah dengan sendirinya bahwa hapusnya sistim produksi yang sekarang ini tentu mengakibatkan pula hapusnya hak-bersama atas kaum wanita yang timbul dari sistim tersebut, ialah hapusnya pelacuran baik yang resmi maupun yang tidak resmi.

Selanjutnya kaum Komunis dituduh hendak menghapuskan tanah air dan nasionalitet.

Kaum buruh tidak mempunyai tanah air. Kita tidak dapat mengambil dari mereka apa yang tidak ada pada mereka. Karena proletariat pertama sekali harus merebut kekuasaan politik, harus mengangkat dirinya menjadi kelas yang memimpin dari nasion, harus mewujudkan dirinya sebagai nasion, maka sejauh itu ia bersifat nasional, biarpun tidak dalam arti kata menurut borjuasi.

Perselisihan-perselisihan dan antagonisme-antagonisme nasional antara bangsa-bangsa makin lama makin menghilang, disebabkan oleh perkembangan borjuasi, oleh kemerdekaan berdagang, oleh pasar dunia, oleh keseragaman dalam cara produksi dan dalam syarat-syarat hidup yang selaras dengan itu.

Kekuasaan proletariat akan lebih mempercepat hilangnya itu semua. Aksi yang bersatu, paling tidak dari negeri-negeri yang beradab, adalah salah satu syarat utama untuk pembebasan proletariat.

Sederajat dengan dihapuskannya penghisapan atas seseorang oleh orang lainnya, dihapuskan jugalah penghisapan atas suatu nasion oleh nasion lainnya. Sederajat dengan hilangnya antagonisme antara kelas-kelas dalam suatu nasion, berakhir jugalah permusuhan suatu nasion terhadap nasion lainnya.

Tuduhan-tuduhan terhadap Komunisme yang didasarkan pada pendirian agama, filsafat dan, pada umumnya, pendirian ideologi tidaklah perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Apakah diperlukan penglihatan yang dalam, untuk memahami bahwa pikiran, pandangan dan pengertian manusia, pendek kata, kesadaran manusia, berubah dengan tiap-tiap perubahan dalam syarat-syarat hidup materilnya, dalam hubungan-hubungan sosialnya dan dalam kehidupan sosialnya?

Hal lain apakah yang dibuktikan oleh sejarah pikiran, kecuali bahwa produksi intelek mengubah wataknya sederajat dengan hal bahwa produksi materil telah berubah? Pikiran-pikiran yang menguasai dalam tiap-tiap zaman adalah senantiasa pikiran-pikiran kelas yang berkuasa.

Apabila orang berbicara tentang pikiran-pikiran yang merevolusionerkan masyarakat, ia tidak lain hanyalah, mengungkapkan kenyataan, bahwa di dalam masyarakat lama, anasir-anasir dari suatu masyarakat baru telah diciptakan, dan bahwa leburnya pikiran-pikiran lama berjalan dengan langkah-langkah yang sama dengan leburnya syarat-syarat hidup yang lama.

Ketika dunia kuno sedang mendekati ajalnya, agama-agama kuno ditaklukkan oleh agama Kristen. Ketika pikiran-pikiran Kristen dalam abad ke-18 tunduk pada pikiran-pikiran rasionil, masyarakat feodal melakukan perjuangan mautnya melawan borjuasi yang ketika itu revolusioner. Pikiran-pikiran tentang kebebasan beragama dan kemerdekaan menganut suara hati, hanyalah mengungkapkan adanya kekuasaan persaingan bebas di dalam bidang pengetahuan.

“Tak dapat disangkal lagi,” demikian orang akan berkata, pikiran-pikiran bersendikan agama, moral, filsafat, hukum, dsb. telah berubah dalam perjalanan perkembangan sejarah. Tetapi agama, moral, filsafat, ilmu politik, dan hukum, senantiasa tetap bertahan dan mengatasi pergantian ini.

“Kecuali itu, ada kebenaran-kebenaran abadi, semacam Kemerdekaan, Keadilan, dsb., yang lazim berlaku untuk segala keadaan masyarakat. Tetapi Komunisme menghapuskan kebenaran-kebenaran abadi, ia menghapuskan semua agama, dan semua moral, dan bukannya menyusun semuanya itu atas dasar yang baru; karenanya ia bertindak bertentangan dengan segala pengalaman sejarah yang lampau.”

Apakah jadinya arti tuduhan ini? Sejarah dari seluruh masyarakat masa lampau terdiri dari perkembangan antagonisme-antagonisme kelas, antagonisme-antagonisme yang mempunyai berbagai bentuk dalam berbagai zaman.

Tetapi bagaimanapun juga bentuknya, satu kenyataan adalah sama untuk segala zaman yang telah lampau, yaitu, penghisapan atas sebagian dari masyarakat oleh suatu bagian yang lain. Maka tidaklah mengherankan bahwa kesadaran sosial dari abad-abad yang lampau, biarpun terdapat segala kebanyak ragaman dan corak, bergerak dalam bentuk-bentuk tertentu yang sama, atau pikiran-pikiran umum, yang tidak dapat hilang sepenuhnya kecuali dengan lenyapnya sama sekali antagonisme-antagonisme kelas.

Revolusi Komunis adalah pemutusan yang paling radikal dengan hubungan-hubungan milik yang tradisionil; tidaklah mengherankan bahwa perkembangannya membawa serta pemutusan yang paling radikal dengan pikiran-pikiran yang tradisionil.

Tetapi marilah kita biarkan saja dulu, keberatan-keberatan borjuis terhadap Komunisme.

Telah kita lihat di atas, bahwa langkah pertama dalam revolusi kelas buruh, adalah mengangkat proletariat pada kedudukan kelas yang berkuasa, memenangkan perjuangan demokrasi.

Proletariat akan menggunakan kekuasaan politiknya untuk merebut, selangkah demi selangkah, semua kapital dari borjuasi, memusatkan semua perkakas produksi ke dalam tangan Negara, artinya, proletariat yang terorganisasi sebagai kelas yang berkuasa [29]; dan untuk meningkatkan jumlah tenaga-tenaga produktif secepat mungkin.

Tentu saja, pada permulaannya, ini tak dapat dilaksanakan kecuali dengan jalan perombakan tak kenal ampun terhadap hak-hak atas milik, dan terhadap syarat produksi borjuis; oleh sebab itu dengan jalan tindakan-tindakan yang nampaknya secara ekonomi tidak mencukupi dan tak tertahankan, tetapi yang selama berlangsungnya gerakan itu, berlari lebih cepat, sehingga menghendaki perombakan yang lebih lanjut terhadap susunan masyarakat lama, dan merupakan sesuatu yang tak terelakkan sebagai cara untuk merevolusionerkan cara produksi.

Tindakan-tindakan ini tentu saja akan berlainan di negeri-negeri yang berlainan.

Biarpun demikian, di negeri-negeri yang paling maju, tindakan-tindakan yang berikut ini umumnya dapat saja diterapkan [30].

1. Penghapusan milik berupa tanah dan penggunaan segala sewa tanah untuk anggaran Negara.
2. Pajak penghasilan progresif yang berat.
3. Penghapusan hak waris.
4. Penyitaan milik semua emigran dan pemberontak.
5. Pemusatan kredit di tangan Negara, dengan perantaraan sebuah bank nasional dengan kapital Negara dan monopoli penuh.
6. Pemusatan alat-alat perhubungan dan pengangkutan ke dalam tangan Negara. 7. Penambahan pabrik-pabrik dan perkakas-perkakas produksi yang dimiliki oleh Negara; penggarapan tanah-tanah terlantar, dan perbaikan tanah umumnya sesuai dengan rencana bersama.
8. Wajib kerja yang sama untuk semua, pembentukan tentara-tentara industri, terutama untuk pertanian.
9. Penggabungan antara perusahaan pertanian dengan perusahaan industri, penghapusan berangsur-angsur perbedaan antara kota dan desa, dengan pembagian penduduk yang lebih seimbang ke seluruh negeri.
10. Pendidikan cuma-cuma untuk semua anak di sekolah-sekolah umum; penghapusan kerja anak-anak di pabrik dalam bentuknya yang sekarang ini. Perpaduan pendidikan dengan produksi materiil, dsb., dsb.

Apabila, dalam perjalanan perkembangan, perbedaan-perbedaan kelas telah hilang, dan seluruh produksi telah dipusatkan ke dalam tangan suatu perserikatan luas dari seluruh nasion, kekuasaan umum akan kehilangan watak politiknya. Kekuasaan politik, menurut arti kata yang sesungguhnya, hanyalah kekuasaan terorganisasi dari suatu kelas untuk menindas kelas yang lain. Apabila proletariat selama perjuangannya melawan borjuasi terpaksa, karena tekanan keadaan, mengorganisasi dirinya sebagai kelas, apabila, dengan jalan revolusi, ia menjadikan dirinya kelas yang berkuasa, dan, sebagai kelas yang berkuasa, menghapuskan dengan kekerasan hubungan-hubungan produksi yang lama, maka ia, bersama-sama dengan syarat-syarat ini akan menghilangkan syarat-syarat untuk adanya antagonisme-antagonisme kelas dan adanya kelas-kelas pada umumnya, dan dengan demikian akan menghapuskan kekuasaannya sendiri sebagai kelas.

Sebagai ganti dari masyarakat borjuis yang lama, dengan kelas-kelasnya beserta antagonisme-antagonisme kelasnya, kita akan mempunyai suatu persekutuan hidup di mana perkembangan bebas dari setiap orang menjadi syarat bagi perkembangan bebas dari semuanya.
III. Literatur Sosialis dan Komunis [31]
1. Sosialisme reaksioner
a. Sosialisme feodal

Disebabkan oleh kedudukanya di dalam sejarah, menjadilah panggilan suci aristokrasi Perancis dan Inggeris untuk menulis brosur-brosur menentang masyarakat burjuis modern. Dalam revolusi Perancis bulan Juli 1830, dan dalam gerakan Reform Inggeris, [32] aristokrasi ini sekali lagi takluk pada parvenu [33] yang dibenci itu. Suatu perjuangan politik yang gawat sudah tidak mungkin ada lagi sama sekali. Hanya tinggal perjuangan literaturlah yang masih mungkin. Tetapi dalam lapangan literaturpun semboyan-semboyan lama dari zaman restorasi telah menjadi tidak mungkin. [34]

Untuk membangkitkan simpati, aristokrasi itu terpaksa pura-pura melupakan kepentinganya sendiri dan merumuskan surat tuduhanya terhadap burjuasi demi kepentingan kelas buruh yang terhisap semata-mata. Jadi aristokrasi membalas dendamnya dengan menjanjikan lagu-lagu sindiran terhadap majikannya yang baru, dan membisikkan ke telinga majikanya itu ramalan-ramalan buruk tentang bencana yang akan datang.

Dengan jalan ini timbullah sosialisme feodal: setengah ratapan, setengah sindiran; setengah gema masa lampau, setengah ancaman masadatang; kadang-kadang dengan kritiknya yang pietah, pahit dan tajam menusuk burjuasi tepat pada ulu hatinya; tetapi akibatnya selalu menggelikan karena sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk memahami perjalanan sejarah modern.

Untuk menghimpun Rakyat di sekitar dirinya, aristokrasi melambai-lambaikan kantong-pengemis proletar sebagai panji-panjinya. Tetapi sedemikian sering Rakyat mengikuti mereka, Rakyat melihat di belakang mereka lambang kebesaran feodal yang lama, dan lari bubar dengan tawa lebar dan mengejek.

Sebagian dari kaum Legitimis [35] Perancis dan kaum “Inggeris Muda” [36] memainkan lakon ini.

Dalam menunjukkan bahwa cara penghisapan mereka adalah berlainan dengan cara penghisapan burjuasi, kaum feodal lupa bahwa mereka menghisap dalam keadaan-keadaan dan syarat-syarat yang berlainan sama sekali, dan yang kini telah menjadi kuno. Dalam memperlihatkan bahwa di bawah kekuasaan mereka tak pernah ada proletariat modern, mereka.lupa bahwa burjuasi modern adalah anak keturunan yang sewajarnya dari bentuk masyarakat mereka sendiri.

Lain daripada itu, mereka sedikit sekali menyembunyikan watak reaksioner dari kritiknya sehingga tuduhan mereka yang terutama terhadap burjuasi berarti juga bahwa di bawah rezim burjuis berkembanglah suatu kelas, yang nantinya akan pasti menghancurleburkan seluruh susunan tatatertib masyarakat lama.

Kemarahan mereka terhadap burjuasi mengenai hal bahwa burjuasi melahirkan proletariat, tidak sehebat kemarahannya mengenai hal bahwa burjuasi melahirkan proletariat yang revolusioner.

Oleh sebab itu, dalam praktek politik, mereka ikut serta dalam segala tindakan kekerasan terhadap kelas buruh; dan dalam kehidupan biasa sehari-hari, biarpun ucapan-ucapannya begitu muluk tinggi membubung, mereka tidak malu-malu untuk memungut warisan buah lezat yang jatuh dari pohon industri dan tidak malu-malu pula untuk menukarkan kejujuran, cinta dan kehormatan dengan perdagangan bulu domba, perdagangan ubi-gula dan minuman-minuman keras yang terbuat dari kentang. [37]

Sebagaimana pendeta senantiasa berjalan bergandengan tangan dengan tuan tanah, demikian jugalah Sosialisme Gereja dengan Sosialisme Feodal.

Tak ada hal lain yang lebih mudah daripada memberi pulasan Sosialis pada asetisme [38] Kristen. Bukankah agama Kristen telah berseru dengan lantangnya menentang milik perseorangan, menentang perkawinan, menentang Negara? Bukankah ia, sebagai ganti semuanya itu tadi, telah mengkhotbahkan kedermawanan dan kemiskinan, pembujangan dan kebiasaan menahan nafsu, kehidupan biara dan Ibunda Gereja? Sosialisme Kristen tidak lain hanyalah air suci yang digunakan oleh pendeta untuk mengkuduskan sakit-hati kaum aristokrat.
b. Sosialisme Burjuis Kecil

Aristokrasi feodal bukanlah satu-satunya kelas yang telah diruntuhkan oleh burjuasi, bukanlah satu-satunya kelas yang syarat-syarat kelangsungannya menjadi rusak dan musnah dalam suasana masyarakat burjuis modern. Warga kota dari Zaman Tengah dan petani pemilik kecil adalah pendahulu dari burjuasi modern. Di negeri-negeri yang industri dan perniagaannya belum berkembang, kedua kelas ini masih hidup berdampingan dengan burdjuasi yang sedang tumbuh.

Di negeri-negeri di mana peradaban modern telah berkembang sepenuhnya, terbentuklah suatu kelas burjuis kecil, yang terombang-ambing di antara proletariat dan burjuasi dan senantiasa memperbarui dirinya sebagai bagian-tambahan dari masyarakat burjuis. Tetapi anggota-anggota orang-seorang dari kelas ini terus-menerus dicampakkan kedalam kalangan proletariat oleh karena persaingan, dan setelah industri modern maju, mereka itu malahan melihat datangnya saat dimana mereka akan lenyap sama sekali sebagai golongan yang berdiri-sendiri dari masyarakat modern, untuk digantikan, dalam perusahaan-perusahaan, pertanian dan perniagaan, oleh mandor-mandor, pegawai-pegawai, dan pelayan-pelayan toko.

Di negeri-negeri semacam Perancis, di mana kaum taninya merupakan bagian yang jauh lebih besar daripada separo jumlah penduduk, adalah wajar bahwa penulis-penulis yang memihak proletariat menentang burjuasi, memakai ukuran petani dan burjuis kecil dalam kritiknya terhadap rezim burjuis, dan dari segi pendirian kelas-kelas perantara ini membela kelas buruh. Dengan begitu timbullah Sosialisme burjuis kecil. Sismondi [39] adalah pemuka dari ajaran ini, tidak hanya di Perancis saja, tetapi juga di Inggeris.

Ajaran Sosialisme ini dengan sangat tajamnya mengurai kontradiksi-kontradiksi di dalam syarat-syarat industri modern. Ia menelanjangi pembelaan-pembelaan munafik dari kaum ekonomis. Ia membuktikan dengan tak dapat disangkal lagi, akibat-akibat yang mencelakakan dari mesin dan pembagian kerja; konsentrasi kapital dan tanah ke dalam beberapa tangan saja; produksi-kelebihan dan krisis-krisis ; ia menunjukkan keruntuhan yang tak terelakkan dari burjuis kecil dan tani, kesengsaraan proletariat, anarki dalam produksi, ketidakadilan yang sangat menyolok dalam pembagian kekayaan, perang pemusnahan di bidang industri di kalangan nasion-nasion, penghancuran ikatan-ikatan moral lama, hubungan-hubungan kekeluargaan lama, nasionalitet-nasionalitet lama.

Menurut tujuannya yang positif, bagaimanapun juga Sosialisme macam ini memperjuangkan hidup kembalinya alat-alat produksi dan alat-alat pertukaran lama dan bersama itu semua hubungan milik lama serta masyarakat lama, atau membatasi alat-alat produksi dan alat-alat pertukaran modern di dalam rangka hubungan milik lama yang telah dan pasti dihancurkan oleh alat-alat itu. Dalam kedua hal ini, kedua-duanya adalah reaksioner dan utopi.

Kata-kata mereka yang terakhir ialah: Gabungan gilde sebagai ganti manufaktur; hubungan-hubungan patriarkal dalam pertanian.

Akhirnya, ketika kenyataan-kenyataan sejarah yang tak dapat dibantah lagi telah menghapuskan semua pengaruh dari penipuan diri sendiri yang memabukkan, Sosialisme macam ini mengundurkan diri dengan hina dan sangat mengibakan.
c. Sosialisme Jerman atau Sosialisme “Sejati”

Literatur Sosialis dan Komunis Perancis, suatu literatur yang lahir di bawah tekanan burjuasi yang sedang berkuasa, dan yang merupakan pernyataan dari perjuangan melawan kekuasaan ini, dimasukkan ke Jerman pada suatu waktu ketika burjuasi di negeri itu baru saja memulai perjuangannya menentang absolutisme feodal.

Kaum filsuf, setengah-filsuf dan “jiwa-jiwa berbakat” Jerman dengan penuh nafsu menguasai literatur ini dan hanya lupa bahwa berpindahnya tulisan-tulisan tersebut keluar dari Perancis tidaklah disertai oleh berpindahnya syarat-syarat sosial Perancis ke Jerman. Setelah berhadap-hadapan dengan syarat-syarat sosial di Jerman, literatur Perancis ini kehilangan segala arti praktisnya yang langsung, dan hanya mempunyai corak literer semata-mata. Dengan demikian, bagi para filsuf Jerman abad kedelapanbelas, tuntutan-tuntutan Revolusi Perancis yang pertama tidaklah lebih daripada tuntutan-tuntutan “Akal Praktis” pada umumnya, dan pernyataan kemauan dari burjuasi yang revolusioner, menurut pandangan mereka berarti hukum-hukum dari Kemauan belaka, hukum-hukum dari Kemauan sebagaimana yang seharusnya, hukum-hukum dari Kemauan manusia yang sejati pada umumnya.

Tulisan-tulisan kaum literat Jerman hanya berwujud penyesuaian pikiran-pikiran baru Perancis itu dengan perasaan filsafat kuno mereka, atau lebih tepat lagi, mengambil pikiran-pikiran Perancis itu dengan tidak meninggalkan pandangan filsafat mereka sendiri.

Cara mengambilnya berlangsung sama seperti memiliki bahasa asing, yaitu dengan jalan menterjemahkan.

Umum mengetahui bagaimana rahib-rahib menuliskan riwayat hidup yang tidak masuk akal dari orang-orang suci Katolik di atas manuskrip di mana telah dituliskan karangan-karangan kelasik dari zaman purbakala ketika orang belum beragama. Kaum literat Jerman berbuat sebaliknya dengan literatur keduniaan Perancis. Mereka menuliskan filsafatnya yang tidak ada artinya itu di belakang tulisan Perancis yang asli. Misalnya, di belakang kritik Perancis tentang fungsi-fungsi ekonomi dari uang mereka tulis “Pengungkiran terhadap Kemanusiaan”, dan di belakang kritik Perancis tentang negara burjuis, mereka tulis “Penghapusan pengaruh faham abstrak pada umumnya”, dan seterusnya.

Penyelundupan kata-kata kosong filsafat ini ke dalam kritik-kritik Perancis bersejarah itu mereka namakan “Filsafat Tindakan”, “Sosialisme Sejati”, “Ilmu Jerman tentang Sosialisme”, “Dasar Filsafat Sosialisme”, dan seterusnya.

Literatur Sosialis dan Komunis Perancis dengan demikian menjadi dikebiri sama sekali. Dan oleh karena literatur ini di dalam tangan bangsa Jerman tidak lagi menyatakan perjuangan suatu kelas melawan kelas lainnya, dia merasa yakin telah mengatasi “kesepihakan Perancis” dan merasa telah mengemukakan bukan keperluan-keperluan yang sebenarnya, tetapi keperluan-keperluan akan Kebenaran; bukan kepentingan-kepentingan proletariat, tetapi kepentingan-kepentingan Dunia Kemanusiaan, Manusia umumnya, yang tidak termasuk dalam sesuatu kelas, tidak mempunyai kenyataan, manusia yang hanya terdapat di dalam dunia gelap khayalan filsafat saja.

Sosialisme Jerman ini yang telah menerima pelajarannya sebagai murid begitu sungguh-sungguh dan khidmat, dan yang telah memuji-muji dagangannya yang tak berharga itu dengan gaja tukang jual obat, sementara itu berangsur-angsur berkurang ketololannya yang congkak itu.

Perlawanan burjuasi Jerman dan terutama burjuasi Prusia terhadap aristokrasi feodal dan monarki absolut dengan perkataan lain, gerakan liberal, menjadi semakin sengit.

Dengan demikian Sosialisme “Sejati” mendapat kesempatan yang telah dinanti-nantikan itu untuk menghadapi gerakan politik dengan tuntutan-tuntutan Sosialls, untuk melemparkan kutukan-kutukan tradisionil terhadap liberalisme, terhadap pemerintah yang representatif, terhadap persaingan burjuis, kemerdekaan pers burjuis, perundang-undangan burjuis, kemerdekaan dan persamaan burjuis, dan untuk menganjurkan kepada massa bahwa mereka tak akan mendapat suatu apapun dan akan kehilangan segala-galanya dalam gerakan burjuis ini. Sosialisme Jerman yang menjadi kumandang kosong dari kritik-kritik Perancis justru lupa pada waktu itu, bahwa kritik-kritik Perancis mengandung ketentuan adanya masyarakat burjuis modern dengan syarat-syarat ekonomi hidupnya yang sesuai dan susunan politik yang disesuaikan dengan itu, ialah hal-hal yang sebenarnya harus dicapai sebagai tujuan dari perjuangan yang akan datang di Jerman.

Bagi pemerintah-pemerintah yang mempunyai kekuasaan mutlak dengan pengikut-pengikutnya yang terdiri dari pendeta-pendeta, profesor-profesor, tuantanah-tuantanah besar dan pegawai-pegawai pemerintah, Sosialisme “Sejati” ini merupakan suatu alat yang berguna untuk menakut-nakuti burjuasi yang sedang mengancam.

Ini adalah sebagai obat penawar sesudah merasakan kepedihan cambukan dan tembakan yang digunakan oleh pemerintah-pemerintah tadi, justru pada waktu itu, untuk menghadapi pemberontakan-pemberontakan kelas buruh Jerman.

Jadi selain daripada Sosialisme “Sejati” ini menjadi senjata bagi pemerintah-pemerintah itu guna melawan burjuasi Jerman, ia juga langsung mewakili kepentingan reaksioner, kepentingan burjuasi kecil Filistin [40] Jerman. Di Jerman, kelas burjuis kecil, peninggalan abad keenambelas, yang sejak itu senantiasa timbul kembali dalam berbagai bentuk, adalah dasar sosial yang sebenarnya dari keadaan-keadaan yang sedang berlaku.

Mempertahankan kelas ini berarti mempertahankan keadaan-keadaan yang sedang berlaku di Jerman. Kekuasaan industri dan politik dari burjuasi mengancam kelas ini dengan suatu kehancuran - pada satu pihak, karena konsentrasi kapital; pada pihak lain, karena timbulnya proletariat yang revolusioner. Sosialisme “Sejati” timbul untuk membunuh kedua mangsanya ini dengan satu kali pukul. Ia menjalar seperti suatu wabah.

Pakaian yang terbuat daripada jaring laba-laba yang spekulatif, disulam dengan bunga kata-kata indah yang dicelup ke dalam air perasaan hati yang merana, pakaian yang luar biasa ini yang digunakan oleh kaum Sosialis Jerman untuk membalut “kebenaran-kebenaran abadi” mereka yang tidak berharga, yang hanya tinggal kulit dan tulang belaka, dapat memperluas penjualan barang dagangan mereka secara luar biasa di kalangan publik yang semacam itu.

Dan dari pihaknya sendiri, Sosialisme Jerman makin lama makin mengakui panggilan atas dirinya sebagai wakil dari kaum Filistin burjuis kecil yang sombong.

Ia mengumumkan nasion Jerman sebagai manusia teladan dan Filistin kecil Jerman sebagai manusia teladan. Kepada setiap kerendahan budi yang keji dari manusia teladan ini ia berikan pengertian sosialis yang lebih tinggi, yang tersembunyi, yang sungguh bertentangan dengan wataknya yang sebenarnya. Ia telah bertindak sedemikian jauh hingga dengan langsung menentang aliran Komunisme yang “merusak secara ganas”, dan dengan menyatakan kebenciannya yang amat sangat dan tidak berpihak terhadap semua perjuangan kelas. Kecuali beberapa buah saja, segala yang dinamakan publikasi Sosialis dan Komunis yang sekarang (1847) beredar di Jerman termasuk dalam lingkungan literatur yang kotor dan melemahkan semangat ini. [e]
2. Sosialisme Konservatif atau Sosialisme Burjuis

Sebagian dari burjuasi berkehendak memperbaiki kepincangan-kepincangan sosial untuk menjamin kelangsungan masyarakat burjuis.

Ke dalam golongan.ini termasuk kaum ekonomis, filantropis, humanis, golongan yang bertujuan memperbaiki keadaan kelas buruh, organisator-organisator badan amal, anggota-anggota perkumpulan-perkumpulan penyayang binatang, kaum fanatis penganut kesederhanaan, kaum perombak secara tambalsulam dari segala macam corak. Dan lagi bentuk Sosialisme ini telah diolah lebih lanjut dan tersusun menjadi sistim-sistim yang sempurna.

Sebagai suatu contoh dari Sosialisme macam ini boleh disebut Philosophie de la Misère [41] dari Proudhon.

Burjuis Sosialis menghendaki segala kebaikan dan manfaat dari syarat-syarat sosial modern tanpa perjuangan dan bahaya-bahaya yang mesti timbul dari situ. Mereka menginginkan keadaan masyarakat yang sekarang tanpa anasir-anasirnya yang revolusioner dan yang mendatangkan kehancuran. Mereka menghendaki suatu burjuasi tanpa proletariat. Burjuasi tentu saja menganggap dunia di mana ia menjadi yang dipertuan sebagai dunia yang terbaik. Sosialisme burjuis mengembangkan anggapan yang menyenangkan ini menjadi berbagai sistim yang sempurna atau setengah sempurna. Dalam menghendaki supaya proletariat melaksanakan sistim semacam itu, dan supaya dengan demikian langsung memasuki Jerusalem Baru, ia dalam kenyataannya hanyalah menghendaki supaya proletariat tinggal di dalam batas-batas masyarakat yang ada sekarang, tetapi harus melemparkan segala pikiran kebenciannya mengenai burjuasi.

Bentuk yang kedua dari Sosialisme ini yang lebih praktis tetapi kurang sistimatis, mencoba mengecilkan tiap gerakan revolusioner di mata kelas buruh dengan menunjukkan bahwa bukan reform politik semata-mata, tetapi hanyalah suatu perubahan dalam syarat-syarat hidup materiil, dalam hubungan-hubungan ekonomi, yang akan mendatangkan sesuatu manfaat dan keuntungan bagi mereka. Tetapi dengan perubahan-perubahan dalam syarat-syarat hidup materiil, bentuk Sosialisme ini sekali-kali tidak mengartikan penghapusan hubungan-hubungan produksi burjuis, suatu penghapusan yang hanya dapat dilakukan dengan suatu revolusi, tetapi perbaikan-perbaikan administratif yang didasarkan pada terus berlangsungnya hubungan-hubungan produksi ini; maka itu, perbaikan-perbaikan yang sama sekali tidak mempengaruhi hubungan-hubungan antara kapital dengan kerja, tetapi paling banyak, mengurangi beaja dan menyederhanakan pekerjaan administratif pemerintah burjuis.

Sosialisme burjuis mendapat pernyataan yang selaras, jika dan hanya jika ia menjadi suatu susunan kata-kata kosong dalam pidato belaka.

Perdagangan bebas! untuk kepentingan kelas buruh; tarif-bea yang melindungi! untuk kepentingan kelas buruh; perubahan peraturan penjara! untuk kepentingan kelas buruh; inilah kata-kata yang terakhir dan satu-satunya yang sungguh-sungguh dimaksudkan oleh Sosialisme burjuis.

Ia disimpulkan dalam kata-kata: burjuis adalah burjuis - untuk kepentingan kelas buruh.
3. Sosialisme dan Komunisme yang Kritis Utopi

Kita di sini tidak membicarakan literatur yang dalam tiap revolusi besar modern selalu menyatakan tuntutan-tuntutan proletariat, seperti tulisan-tulisan Babeuf [42] dan lain-lainnya. Percobaan-percobaan langsung yang pertama dari proletariat untuk mencapai tujuan-tujuannya sendiri, yang dilakukan dalam waktu kekacauan umum, ketika masyarakat feodal sedang ditumbangkan, percobaan-percobaan ini sudah tentu gagal, oleh karena keadaan proletariat yang belum berkembang ketika itu dan juga oleh tidak adanya syarat-syarat ekonomi untuk kebebasannya, syarat-syarat yang masih harus diadakan dan hanya dapat diadakan oleh zaman burjuis yang akan datang. Literatur revolusioner yang mengikuti gerakan-gerakan yang pertama dari proletariat ini sudah tentu mempunyai watak yang reaksioner. Ia memberikan didikan asetisme universal dan didikan persamaan sosial dalam bentuk yang sangat kasar.

Sistim-sistem yang sesungguhnya dinamakan sistim Sosialis dan Komunis, yaitu sistim-sistem Saint-Simon, Fourier, Owen dan lain-lainnya, timbul pada permulaan masa belum berkembangnya perjuangan antara proletariat dengan burjuasi, seperti diterangkan di atas. (Iihat Bab I. Kaum Burjuis dan Kaum Proletar).

Para pendiri sistim ini, sesungguhnya melihat antagonisme-antagonisme kelas, dan juga melihat bergeraknya anasir-anasir yang menghancurkan bentuk masyarakat yang sedang berlaku. Tetapi proletariat, yang baru lahir ini, memberikan kepada mereka suatu gambaran dari kelas yang tidak mempunyai sesuatu inisiatif bersejarah atau sesuatu gerakan politik yang berdiri sendiri.

Karena perkembangan antagonisme kelas adalah sejalan dengan perkembangan industri, maka keadaan ekonomi, sebagaimana yang mereka ketahui, masih belum lagi memberikan kepada mereka syarat-syarat materiil untuk kebebasan proletariat. Oleh sebab itu mereka mencari suatu ilmu sosial baru, mencari hukum-hukum sosial baru, untuk menimbulkan syarat-syarat ini.

Aktivitet mencipta dari mereka sendiri harus menggantikan aktivitet sosial; syarat-syarat untuk kebebasan yang ditimbulkan menurut sejarah harus tunduk pada syarat-syarat yang bersifat khayal; dan terorganisasinya proletariat sebagai kelas yang maju secara berangsur-angsur harus tunduk pada terorganisasinya suatu masyarakat yang diangan-angankan oleh mereka sendiri. Sejarah yang akan datang, menurut pandangan mereka, menjadi propaganda dan penyelenggaraan dalam praktek dari rencana-rencana sosial mereka.

Dalam menyusun rencana-rencananya itu, mereka sudah tentu insyaf bahwa mereka terutama memperhatikan kepentingan kelas buruh sebagai kelas yang paling menderita. Mereka memandang proletariat hanya semata-mata sebagai kelas yang menderita.

Keadaan perjuangan kelas yang belum berkembang itu, maupun keadaan-keadaan sekeliling mereka sendiri, menyebabkan kaum Sosialis semacam ini menganggap dirinya jauh diatas segala antagonisme-antagonisme kelas. Mereka ingin memperbaiki keadaan tiap-tiap anggota masyarakat, bahkan juga keadaan golongan yang sudah paling beruntung. Dari itu, mereka biasa berseru kepada masyarakat seumumnya tanpa membeda-bedakan kelas; bahkan lebih suka berseru kepada kelas yang berkuasa. Sebab, jika sekali orang sudah mengerti akan sistim mereka, bagaimanakah orang itu tak akan melihat di dalamnya rencana yang terbaik dari keadaan masyarakat yang terbaik?

Oleh sebab itu mereka menolak segala aksi politik, dan terutama segala aksi revolusioner; mereka ingin mencapai tuiuan-tujuannya dengan jalan damai, dan berusaha dengan percobaan-percobaan kecil yang sudah tentu gagal, dan dengan kekuatan contoh, untuk membuka jalan bagi ajaran sosial baru ini.

Gambaran-gambaran khayal dari masyarakat masadatang yang semacam itu, yang digambarkan pada masa ketika proletariat masih berada dalam keadaan yang sangat terbelakang dan hanya mempunyai pandangan yang bersifat khayal tentang kedudukannya sendiri, adalah sesuai dengan hasrat-hasrat pertama yang naluriah dari kelas itu untuk pembangunan-kembali masyarakat secara umum.

Tetapi tulisan-tulisan Sosialis dan Komunis ini juga mengandung suatu anasir yang kritis. Mereka menyerang tiap dasar dari masyarakat yang sekarang. Oleh sebab itu mereka memberi bahan-bahan penerangan yang sangat berharga bagi kelas buruh. Tindakan-tindakan praktis yang diusulkan didalamnya - seperti penghapusan perbedaan antara kota dan desa, penghapusan keluarga, penghapusan dijalankannya industri-industri untuk kepentingan perseorangan, dan penghapusan sistim-sumpah, pernyataan tentang persamaan sosial, perubahan fungsi Negara menjadi hanya pengawas produksi saja - semua usul ini semata-mata menunjukkan hilangnya antagonisme-antagonisme kelas yang pada waktu itu baru saja mulai timbul, dan yang dalam tulisan-tulisan ini, baru dikenal hanya dalam bentuknya yang permulaan, yang hanya samar-samar dan tidak tertentu. Oleh sebab itu usul-usul tersebut sama sekali bersifat utopi.

Isi Sosialisme dan Komunisme yang kritis-utopi itu mengandung suatu tujuan yang bertentangan dengan perkembangan sejarah. Bersamaan dengan berkembangnya perjuangan kelas dan bersamaan dengan perjuangan kelas itu mengambil bentuk yang tertentu, maka hilanglah semua arti dalam praktek dan kebenaran teoritis dari pendirian khayal yang menyatakan berada diluar perjuangan, dan demikian juga serangan-serangan yang bersifat khayal terhadapnya. Oleh karena itu, walaupun para pencipta sistim-sistem ini dalam banyak hal revolusioner, pengikut-pengikut mereka senantiasa merupakan golongan-golongan reaksioner semata-mata. Mereka berpegang teguh kepada pandangan-pandangan asli dari guru-guru mereka, bertentangan dengan perkembangan kesejarahan yang progresif dari proletariat. Oleh karena itu mereka mencoba dengan konsekwen memadamkan perjuangan kelas dan mendamaikan antagonisme-antagonisme kelas. Mereka masih memimpikan pelaksanaan percobaan dari utopi-utopi sosial mereka, bermimpi tentang membentuk “phalanstere-phalanstere” [f] yang terpencil, tentang mendirikan “Home Colonies” [g] atau mengadakan suatu “Icaria Kecil” - Jerusalem Baru kecil-kecilan - dan untuk mewujudkan segala lamunan ini, mereka terpaksa meminta belaskasihan dan uang dari kaum burjuis. Ber-angsur-angsur mereka tenggelam kedalam golongan kaum Sosialis konservatif reaksioner yang telah digambarkan di atas, berbeda dengan mereka ini hanya dalam hal bahwa mereka berlagak pintar dengan lebih sistimatis, dan dalam hal kepercayaan mereka yang fanatik dan bersifat ketakhayulan kepada pengaruh yang mentakjubkan dari ilmu sosial mereka.

Oleh karena itu mereka dengan keras menentang segala aksi politik dari pihak kelas buruh; aksi yang semacam itu, menurut mereka, hanya dapat terjadi karena sama sekali tidak percaya kepada ajaran yang baru itu.

Kaum Owenis di Inggris dan kaum Fourieris di Perancis masing-masing menentang kaum Cartis [43] dan kaum Reformis. [44]
IV. Pendirian kaum Komunis dalam hubungan dengan berbagai partai oposisi

Dalam Bab II telah dijelaskan hubungan-hubungan kaum Komunis dengan partai-partai kelas buruh yang ada, seperti kaum Cartis di Inggeris dan kaum Reformer Agraria di Amerika. [45]

Kaum Komunis berjuang untuk mencapai tujuannya yang terdekat, untuk menuntut pelaksanaan kepentingan-kepentingan sementara dari kelas buruh; tetapi dalam gerakan yang sekarang mereka juga mewakili dan memperhatikan masadatang gerakan itu. Di Perancis kaum Komunis menggabungkan diri dengan kaum Sosial-Demokrat [h] menentang burjuasi yang konservatif dan radikal, tetapi dengan memegang teguh hak untuk menentukan pendirian yang kritis terhadap semboyan-semboyan dan ilusi-ilusi yang ditinggalkan turun-temurun oleh Revolusi yang besar.

Di Swis mereka menyokong kaum Radikal [46], dengan tidak melupakan kenyataan, bahwa partai ini terdiri dari anasir-anasir yang antagonistis, sebagian dari kaum Sosialis Demokrat, menurut faham Perancis, sebagian dari kaum burjuis radikal.

Di Polandia mereka menyokong partai yang mendorong revolusi agraria sebagai syarat utama untuk kebebasan nasional, menyokong partai yang mengobarkan pemberontakan Krakau dalam tahun 1846. [47]

Di Jerman mereka berjuang bersama-sama dengan burjuasi selama burjuasi itu bertindak secara revolusioner menentang monarki absolut, tuantanah feodal dan burjuasi kecil. [48]

Tetapi mereka tak pernah berhenti barang sekejappun menanamkan kedalam kelas buruh pengertian yang sejelas mungkin tentang antagonisme yang bermusuhan antara burjuasi dengan proletariat, supaya kaum buruh Jerman dapat langsung menggunakan semua syarat sosial dan politik yang tidak boleh tidak mesti ditimbulkan oleh burjuasi bersama-sama dengan kekuasaannya, sebagai senjata terhadap burjuasi, dan supaya sesudah jatuhnya kelas-kelas reaksioner di Jerman, perjuangan melawan burjuasi itu sendiri dapat segera dimulai.

Kaum Komunis mengarahkan perhatiannya terutama kepada Jerman, sebab negeri itu sedang berada dekat pada saat revolusi burjuis yang mesti akan berlangsung dalam syarat-syarat peradaban Eropa yang lebih maju dan dengan suatu proletariat yang jauh lebih maju daripada proletariat di lnggeris dalam abad ketujuhbelas, dan proletariat di Perancis dalam abad kedelapanbelas, dan oleh karena itu revolusi burjuis di Jerman tidak lain hanya akan menjadi pendahuluan dari suatu revolusi proletar yang segera akan menyusul.

Pendeknya, dimana-mana kaum Komunis menyokong tiap gerakan revolusioner menentang susunan tatatertib sosial dan politik yang sekarang. [i]

Dalam segala gerakan ini mereka mengemukakan masalah milik sebagai masalah yang pokok bagi tiap gerakan, tidak pandang derajat perkembangannya pada waktu itu.

Akhirnya, mereka bekerja dimana saja untuk persatuan dan kerukunan partai-partai demokratis di semua negeri.

Kaum Komunis tidak sudi menyembunyikan pandangan-pandangan dan cita-citanya. Mereka menerangkan dengan terang-terangan bahwa cita-citanya dapat dicapai hanya dangan membongkar dengan kekerasan segala syarat sosial yang sedang berlaku. Biarkan kelas-kelas yang berkuasa gemetar menghadapi revolusi Komunis. Kaum proletar tidak akan kehilangan suatu apapun kecuali belenggu mereka. Mereka akan menguasai dunia.
Kaum buruh sedunia, bersatulah!

Sumber: http://marx.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/ch01.htm

Manifesto Partai Komunis 1848



Manifesto Partai Komunis 1848

Pendahuluan
Kata pengantar pada penerbitan tahun 1948

Manifesto Partai Komunis adalah hasil pekerjaan bersama antara Karl Marx dan Frederick Engels, dua guru besar dalam ilmu Sosialisme dan pemimpin pergerakan kaum buruh modern. Manuskrip Manifesto ini dikirimkan ke percetakan di London bulan Januari 1848, beberapa minggu sebelum meletus Revolusi Perancis tanggal 24 Februari 1848. Manuskripnya ditulis dalam bahasa Jerman yang kemudian segera terjemahannya diterbitkan dalam bahasa Perancis, Inggeris, Denmark, Polandia dan bahasa- bahasa lainnya.

Tahun 1948 ini tepat seratus tahun usia Manifesto Partai Komunis. Selama seratus tahun ini umat manusia telah mengalami perubahan-perubahan yang amat besar. Selama seratus tahun ini manusia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ratusan juta manusia sudah mulai menginjak alam penghidupan baru yang bersendi pada Sosialisme. Pergerakan buruh sedunia makin erat persatuannya dan bersama-sama maju menuju dunia baru.

Seratus tahun sudah umur Manifesto Partai Komunis, tetapi hingga saat ini isinya masih tetap hangat. Malahan, justru sekarang makin terbukti, betapa benar dan tepat isi Manifesto ini. Uraian Marx dan Engels bahwa kaum buruh akan mencapai tingkatan yang lebih tinggi sehingga dapat meruntuhkan sistem kapitalisme yang sudah lapuk itu sudah mulai diwujudkan. Pergerakan buruh modern sekarang sudah lebih meluas dan mendalam sehingga seluruh kekuasaan imperialis makin terancam olehnya. Isi Manifesto ini sudah mulai diwujudkan di Negara Soviet Uni, di mana sistem Sosialisme sudah menjadi kenyataan. Di beberapa negeri di Eropa, maupun di Asia, Rakyat pekerja sudah mulai berkuasa di bawah pimpinan-kaum buruh.

Memang sudah sepatutnya Manifesto Partai Komunis diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sudah pernah terbit terjemahannya dalam bahasa Indonesia, yaitu pada tahun 1924. Mula-mula diterjemahkan oleh Saudara Partondo dan kemudian oleh seorang yang memakai nama A. Zain. Penerbitan ini mendapat sambutan yang luar biasa dari Rakyat Indonesia pada umumnya.

Di zaman penjajahan fasis Jepang, Manifesto Partai Komunis telah diterjemahkan oleh beberapa pemuda yang bekerja di bawah tanah dan terjemahannya disiarkan secara gelap.

Walaupun demikian terjemahan-terjemahan itu belum dapat dipandang memadai. Kemudian dalam zaman Republik terbit lagi beberapa terjemahan dalam bahasa Indonesia. Pun terjemahan-terjemahan ini belum dapat kami pandang memenuhi syarat-syaratnya. Sekarang tepat ulang tahun Manifesto Partai Komunis yang keseratus kali, Departemen A. Prop. C.C. Partai Komunis Indonesia telah berusaha dan berhasil membuat terjemahan baru.

Usaha penerjemahan ini diserahkan pada sebuah Komisi Penerjemah yang dibentuk pada awal Januari 1948, terdiri dari saudara-saudara D. N. Aidit, M. H. Lukman, A. Havil [i], P. Pardede dan Nyoto.

Terjemahan ini adalah dari Manifesto of the Communist Party, dalam bahasa Inggeris, yang telah disahkan oleh Marx-Engels-Lenin Institute di Moskow keluaran International Bookshop Pty. Ltd., Melbourne, edisi kedua. Untuk menyempurnakan terjemahan ini, digunakan juga terjemahan-terjemahan dalam bahasa Belanda dan Indonesia. Terjemahan yang sekarang disajikan kepada pembaca telah diperiksa dengan seteliti-telitinya. Kami harapkan dapatlah terjemahan kali ini memenuhi syarat-syaratnya.

Untuk penerbitan selanjutnya tiap-tiap kritik sangat kami hargakan dari siapa pun juga.

Inilah sumbangan kami pada hari 1 Mei 1948, ialah hari besar Rakyat pekerja yang dirayakan pada ulang tahun yang keseratus kali daripada Manifesto Partai Komunis.

Yogyakarta, 1 Mei 1948.

[i] A. Havil kemudian ternyata tidak setia pada PKI, dan akhirnya dipecat.
Pendahuluan pada edisi Jerman tahun 1872

Liga Komunis, [2] suatu perhimpunan internasional kaum buruh yang sudah tentu hanya dapat merupakan suatu perhimpunan rahasia dalam keadaan yang berlaku pada waktu itu, dalam Kongres yang diadakan di London pada bulan November 1847, telah menugaskan yang bertanda tangan di bawah ini supaya menyusun suatu program Partai, yang secara teori dan praktek terperinci, untuk diterbitkan. Begitulah asalnya Manifesto yang berikut ini, yang manuskripnya dibawa ke London untuk dicetak beberapa minggu sebelum Revolusi Februari. [ii] Mula-mula Manifesto ini diterbitkan dalam bahasa Jerman, kemudian diterbitkan lagi dalam bahasa itu sekurang-kurangnya dalam dua belas macam edisi di Jerman, Inggeris dan Amerika. Dalam bahasa Inggeris untuk pertama kalinya Manifesto ini diterbitkan pada tahun 1850 dalam majalah Red Republican, London, diterjemahkan oleh Nona Helen Macfarlane, dan dalam tahun 1871 sekurang-kurangnya dalam tiga macam terjemahan diterbitkan di Amerika. Terjemahannya dalam bahasa Perancis terbit untuk pertama kalinya di Paris tidak lama sebelum pemberontakan bulan Juni 1848, dan baru-baru ini di dalam majalah Le Socialiste di New York. Terjemahan baru sedang dipersiapkan. Terjemahan dalam bahasa Polandia terbit di London tak lama sesudah penerbitan pertama dalam bahasa Jerman. Terjemahan dalam bahasa Rusia diterbitkan di Jenewa dalam tahu enam puluhan. Diterjemahkan juga ke dalam bahasa Denmark tak lama sesudah Manifesto ini diterbitkan untuk pertama kalinya.

Bagaimanapun juga banyak keadaan mungkin telah berubah selama dua puluh lima tahun belakangan ini, prinsip-prinsip umum yang ditetapkan dalam Manifesto ini, dalam keseluruhannya, sekarang masih tetap tepat sebagai sediakala. Di sana-sini mungkin beberapa detailnya dapat diperbaiki. Pengenaan prinsip-prinsip itu dalam praktek akan bergantung sebagai yang dinyatakan oleh Manifesto ini sendiri, di mana saja dan bilamana saja, kepada syarat-syarat sejarah yang berlaku untuk sementara waktu itu, dan oleh karena itu tidak diberikan tekanan istimewa pada tindakan-tindakan revolusioner yang diusulkan pada akhir Bab II. Bagian itu sekarang, dalam banyak hal, tentu akan dinyatakan dengan kata-kata yang sangat berlainan. Mengingat akan langkah raksasa Industri Modern selama dua puluh lima tahun belakangan ini dan perbaikan serta perluasan organisasi partai kelas buruh yang menyertainya, mengingat akan pengalaman praktek yang telah didapat, mula-mula dalam Revolusi Februari, dan kemudian lebih-lebih lagi dalam Komune Paris, kaum proletariat untuk pertama kalinya memegang kekuasaan politik selama dua bulan penuh, program ini dalam beberapa detailnya telah menjadi usang. Satu hal yang terutama telah dibuktikan oleh Komune, yaitu bahwa kelas buruh tidak dapat hanya merebut alat-alat negara yang telah ada dan mempergunakannya untuk maksud-maksudnya sendiri. (Lihat Perang Dalam Negeri di Perancis; Pidato Dewan Umum Perhimpunan Buruh Internasional, London, Truelove, 1871, hlm. 15, dimana hal ini lebih dikembangkan). [iii] Selanjutnya sudah dengan sendirinya, bahwa kritik mengenai literatur sosialis tidak mencukupi untuk sekarang, karena ia hanya sampai pada tahun 1847; juga bahwa pendapat-pendapat mengenai hubungan kaum Komunis dengan berbagai partai oposisi (Bab IV), biarpun pada prinsipnya masih tepat, tetapi dalam prakteknya sudah usang, sebab situasi politik telah berubah sama sekali dan kemajuan sejarah telah menyapu bersih dari bumi ini sebagian tebesar dari partai-partai politik yang disebutkan di dalamnya.

Namun, Manifesto ini telah menjadi dokumen yang bersejarah, yang untuk mengubahnya kami tidak mempunyai hak apa pun lagi. Edisi yang berikutnya mungkin terbit dengan pengantar yang akan menjembatani jurang dari tahun 1847 sampai sekarang; cetakan-ulangan ini tidak disangka-sangka sama sekali, sehingga tidak ada waktu bagi kami untuk mengerjakan itu.

Karl Marx, Friedrich Engels
London, 24 Juni 1872

[ii] Revolusi Februari di Perancis, thn. 1848

[iii] K. Marx dan F. Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris dua jilid. Jilid 1, Moskow, hlm. 473 dst.
Pendahuluan pada edisi Rusia tahun 1882

Edisi Rusia yang pertama dari Manifesto Partai Komunis, terjemahan Bakunin, diterbitkan pada permulaan tahun-tahun enam puluhan [iv] oleh percetakan Kolokol. [3] Ketika itu dunia Barat hanya dapat memandangnya (edisi Rusia Manifesto) sebagai suatu keanehan dalam literatur. Pandangan yang semacam itu sekarang tidak akan mungkin.

Bagaimana masih terbatasnya lapangan gerakan proletar pada waktu itu (Desember 1847) dengan sejelas-jelasnya ditunjukkan oleh bab terakhir dalam Manifesto: pendirian kaum Komunis dalam hubungan dengan berbagai partai oposisi di berbagai negeri. Justru Rusia dan Amerika Serikatlah yang tidak disebutkan di sini. Waktu itu ialah ketika Rusia merupakan cadangan besar terakhir dari semua reaksi Eropa, ketika Amerika Serikat menyerap kelebihan tenaga proletar Eropa dengan jalan imigrasi. Kedua negeri itu menyediakan bahan-bahan mentah untuk Eropa dan juga menjadi pasar untuk penjualan hasil-hasil produksinya. Oleh karena itu, pada waktu itu, bagaimanapun juga, kedua-duanya adalah tiang penyangga sistem yang berlaku di Eropa.

Alangkah bedanya sekarang ini! Justru imigrasi orang-orang Eropa telah menjadikan Amerika Utara cocok untuk produksi pertanian raksasa yang persaingannya menggoncangkan dasar-dasar milik tanah di Eropa besar dan kecil. Di samping itu ia memungkinkan Amerika Serikat untuk mengeksploitasi sumber-sumber industrinya yang maha besar dengan kegiatan serta ukuran yang dalam tempo singkat mesti mematahkan monopoli industri Eropa Barat, dan terutama Inggeris, yang berlaku sampai sekarang. Kedua-dua keadaan ini bereaksi secara revolusioner terhadap Amerika sendiri. Selangkah demi selangkah hak milik tanah kecil dan sedang dari kaum tani yang menjadi dasar seluruh susunan politik Amerika, kalah karena persaingan pertanian-pertanian raksasa; bersamaan dengan itu massa proletariat dan konsentrasi kapital yang menakjubkan berkembang untuk pertama kalinya di daerah-daerah industri.

Dan sekarang Rusia! Selama revolusi tahun 1848-1849 bukan saja raja-raja di Eropa, tetapi juga borjuis Eropa menemukan pada intervensi Rusia jalan satu-satunya untuk menyelamatkan diri dari proletariat yang pada waktu itu baru saja mulai bangun. Tsar diumumkan sebagai pemimpin reaksi Eropa. Sekarang dia menjadi tawanan perang revolusi di Gatchina, dan Rusia merupakan pelopor aksi revolusioner di Eropa.

Tujuan Manifesto Komunis ialah memproklamsikan bahwa milik borjuis modern tidak boleh tidak bakal lenyap. Tetapi di Rusia, berhadap-hadapan dengan penipuan kapitalis yang berkembang cepat dan milik tanah borjuis yang baru mulai berkembang, kita dapati lebih dari separuh luas tanah dimiliki bersama oleh kaum tani. Sekarang soalnya ialah: dapatkah obshchina [v] Rusia, sekalipun sudah sangat digerogoti tetapi adalah bentuk hak milik bersama yang primitif atas tanah, langsung beralih ke bentuk yang lebih tinggi dari hak milik bersama secara Komunis? Atau sebaliknya, haruskah menjalani dahulu proses kehancuran yang sama seperti yang terwujud sebagai evolusi sejarah di Barat?

Satu-satunya jawaban yang mungkin sekarang ini ialah: Jika Revolusi Rusia menjadi isyarat untuk revolusi proletar di Barat, sehingga kedua-duanya saling melengkapi, maka hak milik bersama atas tanah di Rusia yang sekarang, dapat dijadikan titik tolak untuk perkembangan secara Komunis.

Karl Marx, F. Engels
London, 21 Januari 1882

[iv]. Edisi yang dimaksudkan itu terbit dalam tahun 1869. Dalam Pendahuluan Engels pada Edisi Inggeris tahun 1888, tanggal terbitnya terjemahan Manifesto dalam bahasa Rusia tsb. salah (lihat hlm. 27).

[v]. Obshchina: persekutuan-hidup desa.
Pendahuluan pada edisi Jerman tahun 1883

Pendahuluan pada edisi yang sekarang ini, sungguh sayang, harus saya tanda tangani sendiri. Marx, yang kepadanya seluruh kelas buruh Eropa dan Amerika berhutang budi lebih daripada kepada siapa pun juga — telah beristirahat untuk selama-lamanya di Pekuburan Highgate, dan di atas makamnya telah mulai tumbuh rumput yang pertama. [4] Sejak wafatnya, maka makin sedikit lagi pikiran yang bisa ada untuk memeriksa kembali atau menambah isi Manifesto ini. Terlebih-lebih saya anggap perlu menyatakan sekali lagi di sini yang berikut ini dengan tegas:

Pikiran pokok yang meresapi seluruh Manifesto–bahwa produksi ekonomi dan susunan masyarakat setiap zaman sejarah yang tidak boleh tidak mesti timbul darinya, merupakan dasar sejarah politik dan intelek zaman itu; bahwa oleh karena itu (sejak hancurnya hak milik bersama primitif atas tanah) seluruh sejarah adalah sejarah perjuangan kelas, sejarah perjuangan antara kelas yang dihisap dengan yang menghisap, antara kelas yang dikuasai dengan yang menguasai dalam berbagai tingkat perkembangan masyarakat; tetapi bahwa perjuangan ini sekarang telah mencapai suatu tingkat di mana kelas yang dihisap dan ditindas (proletariat) tak dapat lagi membebaskan dirinya dari kelas yang menghisap dan menindasnya (borjuasi), tanpa bersamaan dengan itu membebaskan untuk selama-lamanya seluruh masyarakat dari penghisapan, penindasan dan perjuangan antara kelas–pikiran pokok ini semata-mata hanyalah dari Marx sendiri. [vi]

Saya telah berulang-ulang menyatakan ini; tetapi justru sekaranglah perlu menaruhkannya juga di muka Manifesto ini sendiri.

F. Engels
London, 28 Juni 1883

[vi]. “Dalil ini,” saya tulis dalam kata pendahuluan pada terjemahan Inggris, “yang menurut pendapat saya tentu akan berbuat untuk sejarah, apa yang oleh teori Darwin telah diperbuat untuk biologi, kami berdua berangsur-angsur mendekatinya selama beberapa tahun sebelum tahun 1845. Sampai ke mana saya bersendiri telah maju ke arah itu, ini ditunjukkan, sebaik-baiknya oleh karangan saya ‘Keadaan Kelas Buruh di Inggris.’ Tetapi ketika saya bertemu lagi dengan Marx di Brussel dalam musim semi tahun 1845, ternyata ia telah selesai menyusunnya dan mengemukakannya kepada saya, dengan kata-kata yang hampir sama jelasnya dengan yang saya nyatakan di sini.” (Keterangan oleh Engels pada edisi Jerman tahun 1890).
Pendahuluan pada edisi Inggeris tahun 1888

Manifesto ini telah diterbitkan sebagai program “Liga Komunis,” suatu perhimpunan kaum buruh, yang mula-mula semata-mata suatu perhimpunan Jerman, kemudian menjadi perhimpunan internasional dan dalam keadaan politik di Eropa sebelum tahun 1848 tak dapat tidak merupakan perhimpunan rahasia. Dalam suatu Kongres Liga itu yang diadakan di London pada bulan November 1847, Marx dan Engels ditugaskan mempersiapkan suatu program partai yang secara teori dan praktek lengkap, untuk diterbitkan. Manuskripnya yang disusun dalam bahasa Jerman, pada bulan Januari 1848 dikirimkan ke percetakan di London beberapa minggu sebelum revolusi Perancis tanggal 24 Februari. Terjemahan dalam bahasa Perancis diterbitkan di Paris tak lama sebelum pemberontakan bulan Juni 1848. Terjemahan dalam bahasa Inggris yang pertama oleh Nona Helen Macfarlane dimuat dalam majalah Red Republican kepunyaan George Julian Harney di London pada tahun 1850. Edisi dalam bahasa Denmark dan Polandia pun telah diterbitkan.

Kekalahan pemberontakan Paris bulan Juni 1848–pertempuran besar yang perama-tama antara proletariat dengan borjuasi–mendesak lagi ke belakang untuk sementara waktu cita sosial dan politik dari kelas buruh Eropa. Sejak itu perjuangan merebut kekuasaan tertinggi, sebagaimana halnya sebelum Revolusi Februari, kembali lagi hanyalah di antara berbagai golongan dari kelas yang berpunya saja; kelas buruh terpaksa mundur ke perjuangan untuk mendapatkan kelonggaran politik dan ke kedudukan sayap ekstrem dari kaum Radikal kelas tengah. Dimana saja gerakan-gerakan proletar yang merdeka terus menunjukkan tanda hidupnya, gerakan-gerakan itu dengan kejam diburu-buru. Begitulah polisi Prusia mengejar-ngejar Dewan Pusat Liga Komunis yang ketika itu bertempat di Cologne. Anggota-anggotanya ditangkap, dan sesudah dipenjarakan 18 bulan, mereka diadili dalam bulan Oktober 1852. “Pemeriksaan-pengadilan Komunis Cologne” yang termasyhur ini berlangsung dari tanggal 4 Oktober hingga tanggal 12 November; tujuh orang dari mereka dihukum penjara di dalam sebuah benteng, masing-masing antara tiga sampai enam tahun. Segera sesudah dijatuhkan hukuman itu, maka Liga dengan resmi dibubarkan oleh anggota-anggotanya yang masih tinggal. Adapun Manifesto ini, sejak itu seakan-akan dilupakan orang sama sekali.

Ketika kelas buruh Eropa telah memperoleh kembali kekuatan yang cukup untuk melakukan serangan lagi terhadap kelas-kelas yang berkuasa, lahirlah Perhimpunan Buruh Internasional. [5] Tetapi perhimpunan ini yang dibentuk dengan maksud khusus untuk memadukan seluruh proletariat yang militan dari Eropa dan Amerika ke dalam satu badan, tak dapat dengan segera memproklamasikan prinsip-prinsip yang ditetapkan di dalam Manifesto. Internasionale itu harus mempunyai program yang cukup luas supaya dapat diterima oleh Serikat-serikat buruh Inggeris, oleh pengikut-pengikut Proudhon [6] di Perancis, Belgia dan Spanyol, dan oleh pengikut-pengikut Lassalle [vii] di Jerman. Marx yang telah menyusun program ini sehingga memuaskan semua pihak, percaya sepenuhnya kepada perkembangan intelek kelas buruh yang tentu timbul dari aksi bersama dan saling berdiskusi. Kejadian-kejadian perjuangan dan berganti-ganti kalah-menangnya perjuangan itu sendiri melawan Kapital, kemenangan dan lebih-lebih lagi kekalahan-kekalahan, tidak boleh tidak menginsyafkan manusia akan tidak cukupnya berbagai obat dukun yang mereka sukai dan mempersiapkan jalan untuk memperoleh pandangan yang lebih sempurna tentang syarat-syarat yang sesungguhnya dari pembebasan kelas buruh. Dan Marx benar. Internasionale, pada saat bubarnya dalam tahun 1874, meninggalkan kaum buruh. sangat berlainan dengan yang didapatinya dalam tahun 1864. Proudhonisme di Perancis, Lassalleanisme di Jerman, menuju kematiannya, dan bahkan Serikat-serikat buruh Konservatif Inggris, walaupun sebagian besar dari mereka telah sejak lama memutuskan hubungannya dengan Internasionale, berangsur-angsur maju ke arah titik di mana Ketua mereka pada tahun yang lalu di Swansea dapat mengatakan atas nama mereka “Sosialisme Daratan Eropa sudah tidak menakutkan lagi bagi kita.” Sesungguhnya prinsip-prinsip Manifesto ini telah mendapat kemajuan yang besar di kalangan kaum buruh di semua negeri.

Dengan demikian Manifesto ini sendiri tampil ke muka lagi. Sejak tahun 1850 teks dalam bahasa Jerman telah beberapa kali dicetak di Swiss, Inggeris dan Amerika. Pada tahun 1872 teks itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris di New York, dan di sana terjemahan itu dimuat dalam Mingguan Woodhull and Claflin. Dari terjemahan bahasa Inggeris ini dibuat lagi salinannya dalam bahasa Perancis dalam majalah Le Socialiste di New York. Sejak itu sekurangnya dua terjemahan lagi dalam bahasa Inggeris, yang banyak sedikitnya bercacat, telah diterbitkan di Amerika dan satu di antaranya telah dicetak lagi di Inggeris. Terjemahan dalam bahasa Rusia yang pertama, dikerjakan oleh Bakunin [7] diterbitkan oleh kantor “Kolokol” kepunyaan Herzen [8] di Jenewa kira-kira pada tahun 1863; yang kedua oleh Vera Zasulich [viii] yang perwira itu, juga di Jenewa dalam tahun 1882. Suatu edisi Denmark yang baru terdapat pada Social-demokratisk Bibliothek, Kopenhagen, 1885; terjemahan yang baru dalam bahasa Perancis dimuat dalam Le Socialiste di Paris pada tahun 1885. Dari yang kemudian itu suatu terjemahan dalam bahasa Spanyol telah disiapkan dan diterbitkan di Madrid pada tahun 1886. Cetakan-ulangan dalam bahasa Jerman tak dapat dihitung banyaknya, sekurang-kurangnya semuanya telah ada dua belas. Terjemahan dalam bahasa Armenia yang semestinya akan diterbitkan di Istambul beberapa bulan yang lalu: tidak jadi diterbitkan, menurut yang disampaikan kepada saya, karena penerbitnya takut menerbitkan buku. yang memakai nama Marx, sedang penerjemahnya tidak mau menyebutnya sebagai hasil pekerjaannya sendiri. Tentang terjemahan-terjemahan selanjutnya ke dalam bahasa-bahasa lainnya ada saya mendengar, tetapi belum saya melihatnya. Jadi sejarah Manifesto mencerminkan sebagian besar dari sejarah gerakan kelas buruh modern; sekarang ini tak dapat disangkal lagi ia adalah suatu penemuan yang paling luas-tersebar, yang paling internasional di antara segala literatur Sosialis, program bersama yang diakui oleh berjuta-juta kaum buruh dari Siberia sampai ke Kalifornia.

Sekalipun demikian, ketika ia ditulis, kita tidak akan dapat menamakannya Manifesto Sosialis. Dengan kaum Sosialis, dalam tahun 1847, dimaksudkan, pada satu-pihak, pengikut-pengikut berbagai sistem Utopia: kaum Owenis [9] di Inggeris, kaum Fourieris [10] di Perancis, yang kedua-duanya telah merosot menjadi hanya sekte saja, dan berangsur-angsur menuju kematiannya; dan di pihak lain tukang-tukang jual koyok kemasyarakatan yang sangat banyak corak ragamnya itu, yang dengan segala cara kerja tambal sulam mengaku hendak menyembuhkan segala macam penderitaan sosial tanpa sedikitpun membahayakan kapital dan laba, dalam kedua hal itu mereka adalah orang-orang di luar gerakan kelas-buruh dan lebih suka mengharapkan bantuan dari kelas “terpelajar.” Golongan manapun dari kelas buruh yang telah menjadi yakin akan tidak cukupnya revolusi-revolusi politik saja, dan telah menyatakan perlunya perubahan sosial seluruhnya, golongan itu pada waktu itu menamakan dirinya Komunis. Ini adalah macam Komunisme yang mentah, kasar, dan semata-mata naluriah; namun, ia mengenai hal pokoknya dan cukup kuat di kalangan kelas buruh untuk menimbulkan Komunisme Utopia dari Cabet di Perancis dan dari Weitling di Jerman. [11] Jadi pada tahun 1847, Sosialisme adalah gerakan kelas tengah, Komunisme adalah gerakan kelas buruh. Di Daratan Eropa setidak-tidaknya, Sosialisme “terhormat,” Komunisme justru sebaliknya. Dan karena menurut paham kami sejak dari semula ialah bahwa “pembebasan kelas buruh haruslah tindakan kelas buruh sendiri,” maka tidak akan ada keraguan lagi nama mana di antara dua nama itu yang harus kita pilih. Tambahan pula sejak itu kita jauh daripada menolak nama itu.

Karena Manifesto ini adalah hasil pekerjaan kami bersama, saya merasa wajib untuk menerangkan bahwa dalil yang menjadi intinya berasal dari Marx. Dalil itu ialah: bahwa dalam setiap zaman sejarah, cara produksi ekonomi dan pertukaran yang sedang berlaku dan organisasi kemasyarakatan yang mesti timbul darinya merupakan dasar yang di atasnya terbangun, dan yang hanya dari situ dapat diterangkan, sejarah politik dan intelek zaman itu; bahwa oleh karena itu seluruh sejarah umat manusia (sejak lenyapnya masyarakat kesukuan primitif, yang memiliki tanah dengan hak milik bersama) adalah sejarah perjuangan kelas, pertandingan antara kelas yang menghisap dengan yang dihisap, antara kelas yang memerintah dengan kelas yang ditindas; bahwa sejarah perjuangan kelas ini merupakan serangkaian evolusi yang di dalamnya, pada masa ini, telah tercapai suatu tingkat di mana kelas yang dihisap dan ditindas–proletariat–tidak dapat mencapai kebebasannya dari kekuasaan kelas yang menghisap dan memerintah–borjuasi–tanpa bersamaan dengan itu dan untuk selama-lamanya membebaskan masyarakat seluruhnya dari segala penghisapan, penindasan, perbedaan kelas dan perjuangan kelas.

Dalil ini, yang menurut pendapat saya tentu akan berbuat untuk sejarah apa yang oleh teori Darwin telah diperbuat untuk biologi kami berdua berangsur-angsur mendekatinya selama beberapa tahun sebelum tahun 1845. Sampai ke mana saya bersendiri telah maju ke arah itu, ini ditunjukkan sebaik-baiknya oleh karangan saya Keadaan Kelas Buruh Di Inggeris. [ix] Tetapi ketika saya bertemu lagi dengan Marx di Brussel dalam musim semi tahun 1845, ternyata ia telah selesai menyusunnya dan mengemukakannya kepada saya, dengan kata-kata yang hampir sama jelasnya dengan yang saya nyatakan di sini.

Dari kata pendahuluan kami bersama pada edisi Jerman tahun 1872 saya kutipkan yang berikut:

“Bagaimanapun juga banyak keadaan mungkin telah berubah selama dua puluh lima tahun belakangan ini, prinsip-prinsip umum yang ditetapkan dalam Manifesto ini, dalam keseluruhannya, sekarang masih tetap tepat sebagai sediakala. Di sana-sini mungkin beberapa detailnya dapat diperbaiki. Pengenaan prinsip-prinsip itu dalam praktek akan bergantung, sebagai yang dinyatakan oleh Manifesto ini sendiri, di mana saja dan bilamana saja, kepada syarat-syarat sejarah yang berlaku untuk sementara waktu itu, dan oleh karena itu tidak diberikan tekanan istimewa pada tindakan-tindakan revolusioner yang diusulkan pada akhir Bab II. Bagian itu sekarang, dalam banyak hal, tentu akan dinyatakan dengan kata-kata yang sangat berlainan. Mengingat akan langkah raksasa Industri Modern sejak tahun 1848 dan perbaikan serta peluasan, organisasi kelas buruh yang menyertainya, [x] mengingat akan pengalaman praktek yang telah didapat, mula-mula dalam Revolusi Februari, dan kemudian lebih-lebih lagi dalam Komune Paris, di mana proletariat untuk pertama kalinya memegang kekuasaan politik selama dua bulan penuh, program ini dalam beberapa detailnya telah menjadi usang. Satu hal yang terutama telah dibuktikan oleh Komune, yaitu bahwa “kelas buruh tidak dapat hanya merebut alat-alat negara yang telah ada dan mempergunakannya untuk maksud-maksudnya sendiri,” (Lihat Perang Dalam Negeri di Perancis; Pidato Dewan Umum Perhimpunan Buruh Internasional, London, Truelove, 1871, hlm. 15, [xi] di mana hal ini lebih dikembangkan). Selanjutnya sudah dengan sendirinya, bahwa kritik mengenai literatur sosialis tidak mencukupi untuk sekarang, karena ia hanya sampai pada tahun 1847; juga bahwa pendapat-pendapat mengenai hubungan dengan kaum Komunis dengan berbagai partai oposisi (Bab IV), biarpun pada prinsipnya masih tepat, tetapi dalam prakteknya sudah usang, sebab situasi politik telah berubah sama sekali dan kemajuan sejarah telah menyapu bersih dari bumi ini sebagian terbesar dari partai-partai politik yang disebutkan di dalamnya.

“Namun, Manifesto ini telah menjadi dokumen yang bersejarah, yang untuk mengubahnya kami tidak mempunyai hak apa pun lagi.”

Terjemahan yang sekarang ini ialah oleh Tuan Samuel Moore, penerjemah sebagian terbesar dari Kapital Marx. Kami telah bersama-sama memeriksanya kembali dan saya telah menambah beberapa keterangan yang menjelaskan kiasan sejarah.

Friedrich Engels
London, 30 Januari 1888

[vii]. Lassalle pribadi, kepada kami, selalu mengaku dirinya sebagai murid Marx, dan oleh karena itu berdiri di atas dasar Manifesto. Tetapi dalam agitasinya–di muka umum, tahun 1862-1864, ia menuntut tidak lebih jauh daripada bengkel koperasi yang disokong oleh kredit Negara. (Keterangan oleh Engels).

[viii]. Vera Zasulich (1849-1919), menembak gubernur Petersburg yang kejam dalam tahun 1878. Belakangan menjadi anggota organisasi Marxis Rusia yang pertama, yaitu Grup untuk Pembebasan Buruh (1883). Sebenarnya penerjemahnya adalah Plekhanov. Dalam keterangan tambahan pada artikel Hubungan-Hubungan Sosial di Rusia, yang dimuat dalam Internationales aus dem Volkstaat (1871-1875), Berlin 1894, Engels sendiri mengatakan bahwa terjemahan ini adalah terjemahan Plekhanov. – Red.

[ix]. Keadaan Kelas Buruh Di Inggeris Dalam Tahun 1844. Oleh Friedrich Engels. Diterjemahkan oleh Florence K. Wishnewetzky, New York, Lovell. W. Reeven. 1888. (Keterangan oleh Engels).

[x]. Dalam aslinya yang berbahasa Jerman tahun 1872 kata-kata ini disusun sedikit berbeda. Bandingkan dengan hlm. 13 dalam edisi sekarang ini. – Red.

[xi]. K. Marx dan F. Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris Dua-Jilid, Jilid I, Moskow 1958, hlm. 473. – Red.
Pendahuluan pada edisi Jerman tahun 1890

Sejak, yang tersebut di atas ditulis, [xii] suatu edisi Jerman yang baru dari Manifesto ini diperlukan lagi, dan banyak juga yang telah terjadi berkenaan dengan Manifesto yang harus dicantumkan di sini.

Terjemahan kedua dalam bahasa Rusia–oleh Vera Zasulich–terbit di Jenewa dalam tahun 1882: pendahuluan pada edisi itu ditulis oleh Marx dan saya sendiri. Celakanya, manuskrip aslinya yang berbahasa Jerman telah hilang; oleh karena itu, saya harus menerjemahkannya kembali dari bahasa Rusia, yang tentu tidak akan membawa perbaikan pada teks itu. [xiii] Bunyinya:

“Edisi Rusia yang pertama dari Manifesto Partai Komunis, terjemahan Bakunin, diterbitkan pada permulaan tahun-tahun enam puluhan oleh percetakan Kolokol. Ketika itu dunia Barat hanya dapat memandangnya (edisi Rusia Manifesto) sebagai suatu keanehan dalam literatur. Pandangan yang semacam itu sekarang tidak akan mungkin.”

“Bagaimana masih terbatasnya lapangan gerakan proletar pada waktu itu (Desember 1847) dengan sejelas-jelasnya ditunjukkan oleh bab terakhir dalam Manifesto: pendirian kaum Komunis dalam hubungan dengan berbagai partai oposisi di berbagai negeri. Justru Rusia dan Amerika Serikatlah yang tidak disebutkan di sini. Waktu itu ialah ketika Rusia merupakan cadangan besar terakhir dari semua reaksi Eropa, ketika Amerika Serikat menyerap kelebihan tenaga proletar Eropa dengan jalan imigrasi. Kedua negeri itu menyediakan bahan-bahan mentah untuk Eropa dan juga menjadi pasar untuk penjualan hasil-hasil produksinya. Oleh karena itu, pada waktu itu, bagaimanapun juga, kedua-duanya adalah tiang penyangga sistem yang berlaku di Eropa.”

“Alangkah bedanya sekarang ini! Justru imigrasi orang-orang Eropa telah menjadikan Amerika Utara cocok untuk produksi pertanian raksasa, yang persaingannya menggoncangkan dasar-dasar milik tanah di Eropa besar dan kecil. Di samping itu ia memungkinkan Amerika Serikat untuk rnengeksploitasi sumber-sumber industrinya yang maha besar dengan kegiatan serta ukuran yang dalam tempo singkat mesti mematahkan monopoli industri Eropa Barat, dan terutama Inggris, yang berlaku sampai sekarang. Kedua-dua keadaan ini bereaksi secara revolusioner terhadap Amerika sendiri. Selangkah demi selangkah hak milik tanah kecil dan sedang dari kaum tani yang menjadi dasar seluruh susunan politik Amerika, kalah karena persaingan pertanian-pertanian raksasa; bersamaan dengan itu massa proletariat dan konsentrasi kapital yang menakjubkan berkembang untuk pertama kalinya di daerah-daerah industri.”

“Dan sekarang Rusia! Selama Revolusi tahun 1848-1849 bukan saja raja-raja di Eropa, tetapi juga borjuis Eropa menemukan pada intervensi Rusia jalan satu-satunya untuk menyelamatkan diri dari proletariat, yang pada waktu itu baru saja mulai bangun. Tsar diumumkan sebagai pemimpin reaksi Eropa. Sekarang dia menjadi tawanan perang revolusi di Gatchina, dan Rusia merupakan pelopor aksi revolusioner di Eropa.”

“Tujuan Manifesto Komunis ialah memproklamasikan bahwa milik borjuis modern tidak boleh tidak bakal lenyap. Tetapi di Rusia, berhadap-hadapan dengan penipuan kapitalis yang berkembang cepat dan milik tanah borjuis yang baru mulai berkembang, kita dapati lebih dari separuh luas tanah dimiliki bersama oleh kaum tani. Sekarang soalnya ialah : dapatkah obshchina Rusia, sekalipun sudah sangat digerogoti tetapi adalah bentuk hak milik bersama yang primitif atas tanah, langsung beralih ke bentuk yang lebih tinggi dari hak milik bersama secara Komunis? Atau sebaliknya, haruskah menjalani dahulu proses kehancuran yang sama seperti yang terwujud sebagai evolusi sejarah di Barat?”

“Satu-satunya jawaban yang mungkin sekarang ini ialah : Jika Revolusi Rusia menjadi isyarat untuk revolusi proletar di Barat, sehingga kedua-duanya saling melengkapi, maka hak milik bersama atas tanah di Rusia yang sekarang dapat dijadikan titik tolak untuk perkembangan secara Komunis.”

“Karl Marx & Friedrich Engels
London, 21 Djanuari 1882”

Kira-kira pada saat itu juga, terjemahan baru dalam bahasa Polandia terbit di Jenewa: Manifes Komunistyczny.

Selanjutnya, terjemahan baru dalam bahasa Denmark dimuat dalam Socialdemokratisk Bibliothek,Kopenhagen, 1885. Sayang, terjemahan itu kurang lengkap; beberapa bagian yang penting, yang rupanya telah menimbulkan kesulitan kepada si penerjemah, telah dilewati, dan selain daripada itu di sana-sini tampak tanda-tanda kecerobohan yang lebih-lebih lagi tidak menyenangkan menyoloknya, karena terjemahan itu menunjukkan bahwa, sekiranya si penerjemah itu mau bersusah payah sedikit lagi, maka ia dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang sangat baik.

Terjemahan baru dalam bahasa Perancis dimuat dalam majalah Le Socialiste di Paris pada tahun 1885; ini adalah penerbitan yang terbaik sampai sekarang.

Dari yang belakangan ini suatu terjemahan dalam bahasa Spanyol telah diterbitkan pada tahun itu juga, mula-mula dimuat dalam majalah El Socialista di Madrid, dan kemudian diterbitkan lagi dalam bentuk brosur: Manifesto del Partido Comunista por Carlos Marx y F. Engels, Madrid, Administracion de El Socialista, Hernan Cortes 8.

Sebagai kejadian yang aneh dapat saya sebutkan di sini bahwa pada tahun 1887 manuskrip suatu terjemahan dalam bahasa Armenia telah diberikan kepada seorang penerbit di lstambul. Tetapi orang yang baik itu tidak berani menerbitkan sesuatu yang memakai nama Marx dan menyarankan supaya si penerjemah menuliskan namanya sendiri sebagai pengarangnya, tetapi si penerjemah menolak.

Sesudah terjemahan Amerika yang satu, dan kemudian yang lain, yang kesemuanya sedikit banyaknya kurang tepat, berulang-ulang dicetak kembali di Inggeris, akhirnya terbitlah suatu terjemahan yang otentik pada tahun 1888. Terjemahan ini adalah oleh teman saya, Samuel Moore, dan kami berdua memeriksanya sekali lagi sebelum dikirimkan ke percetakan. Titelnya ialah: Manifesto of the Communist Party, by Karl Marx and Frederick Engels, Authorized English Translation, edited and annotated by Frederick Engels, 1888, London, William Reeves, 185 Fleet Street, E.C. Beberapa keterangan dari edisi itu telah saya tambahkan ke dalam edisi ini.

Manifesto ini, telah mempunyai sejarahnya sendiri. Setelah disambut dengan kegairahan pada waktu terbitnya oleh pelopor-pelopor Sosialisme ilmiah yang pada waktu itu sama sekali belum banyak jumlahnya (sebagai telah dibuktikan oleh terjemahan-terjemahan yang disebutkan dalam pendahuluan yang pertama), ia segera terdesak ke latar belakang oleh reaksi yang dimulai dengan kalahnya kaum buruh Paris dalam bulan Juni 1848, dan akhirnya dilarang menurut “undang-undang” dengan dihukumnya orang-orang Komunis Cologne pada bulan November 1852. Dengan menghilangnya gerakan kaum buruh dari gelanggang umum yang dimulai dengan Revolusi Februari, maka Manifesto inipun, mundur menghilang ke latar belakang.

Setelah kelas buruh mengumpulkan lagi cukup tenaga untuk serangan baru terhadap kekuasaan kelas-kelas yang berkuasa, maka lahirlah Perhimpunan Buruh Internasional. Tujuannya ialah memadukan seluruh kelas buruh yang militan dari Eropa dan Amerika menjadi satu tentara yang besar sekali. Oleh karena itu ia tidak dapat mulai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan di dalam Manifesto ini. Ia harus mempunyai program yang tidak akan menutup pintu bagi serikat-serikat buruh Inggeris, pengikut-pengikut Proudhon di Perancis, Belgia, Italia dan Spanyol dan pengikut-pengikut Lassalle [xiv] di Jerman. Program ini mukadimah Peraturan Dasar Internasionale [xv] –disusun oleh Marx dengan keahlian yang tinggi yang juga diakui oleh Bakunin dan kaum Anarkis. Untuk kemenangan akhir dari pikiran-pikiran yang dikemukakan di dalam Manifesto Marx semata-mata mempercayakannya kepada perkembangan intelek kelas buruh, yang tidak boleh tidak tentu akan ditimbulkan oleh aksi bersama dan diskusi. Kejadian-kejadian dan berganti-gantinya kalah dan menang dalam perjuangan melawan kapital, kekalahan-kekalahan lebih-lebih lagi dari kemenangan-kemenangan, tidak boleh tidak tentu menunjukkan kepada pejuang-pejuang itu akan tidak tepatnya obat-obat ajaib yang mereka pakai selama itu dan menjadikan pikiran mereka lebih dapat menerima pengertian yang mendalam tentang syarat-syarat yang sesungguhnya dari pembebasan kaum buruh. Dan Marx benar. Kelas buruh dalam tahun 1874, pada saat Internasionale dibubarkan, adalah sama sekali berlainan keadaannya dengan tahun 1864, ketika Internasionale didirikan. Proudhonisme di negeri-negeri Latin dan Lassalleanisme yang spesifik di Jerman pada waktu itu sedang menuju kematiannya, dan bahkan serikat-serikat buruh yang sangat konservatif di Inggris berangsur-angsur mendekati titik di mana dalam tahun 1887 ketua mereka dalam Kongres Swansea dapat mengatakan atas nama mereka Sosialisme Daratan Eropa sudah tidak menakutkan lagi bagi kita. Sekalipun demikian pada tahun 1887 Sosialisme Daratan Eropa adalah hampir semata-mata hanya teori yang diumumkan di dalam Manifesto. Jadi, sampai derajat tertentu, sejarah Manifesto mencerminkan sejarah gerakan kelas buruh modern sejak tahun 1848. Sekarang ini tak dapat disangkal lagi bahwa ia adalah suatu penerbitan yang paling luas-tersebar, paling internasional dari segala literatur Sosialis, program bersama dari berjuta-juta kaum buruh semua negeri, dari Siberia sampai ke Kalifornia.

Sekalipun demikian, ketika ia terbit kita tidak dapat menamakannya Manifesto Sosialis. Pada tahun 1847 ada dua macam golongan yang dianggap sebagai orang-orang Sosialis. Pada satu pihak adalah pengikut-pengikut berbagai sistem utopia, teristimewa kaum Owenis di Inggris dan kaum Fourieris di Perancis, yang kedua-duanya pada saat itu telah merosot menjadi hanya sekte saja dan berangsur-angsur menuju kematiannya. Di pihak lain tukang-tukang jual koyok kemasyarakatan yang sangat banyak corak ragamnya itu yang dengan berbagai macam obat ajaib serta segala cara kerja tambal sulam hendak melenyapkan keburukan-keburukan sosial, tanpa sedikitpun merugikan kapital dan laba. Dalam kedua hal itu, orang-orang yang berdiri di luar gerakan buruh dan yang lebih suka minta bantuan pada kelas-kelas “terpelajar.” Tetapi bagian dari kelas buruh yang menuntut penyusunan-kembali masyarakat secara radikal, yakin bahwa revolusi-revolusi politik saja adalah tidak cukup, pada waktu itu menamakan dirinya Komunis. Ini adalah Komunisme yang masih mentah, hanya naluriah, dan sering kali agak kasar. Namun, ia cukup kuat untuk menimbulkan dua sistim Komunisme Utopia - di Perancis Komunisme Icaria dari Cabet, dan di Jerman dari Weitling. Dalam tahun 1847 Sosialisme berarti gerakan borjuis, Komunisme berarti gerakan kelas buruh. Sosialisme, di Daratan Eropa, setidak-tidaknya adalah cukup terhormat, sedang Komunisme justru sebaliknya. Dan karena kami telah mempunyai pendirian yang pasti sejak masa itu bahwa “pembebasan kelas buruh haruslah tindakan kelas buruh sendiri,” maka kami tidak sangsi lagi tentang nama mana di antara dua nama itu yang harus kita pilih. Sejak itupun.tak pernah juga ada pikiran pada kita untuk menolak nama itu.

“Kaum buruh sedunia, bersatulah!” Tetapi hanya sedikit saja suara yang menyambut ketika kita maklumkan kata-kata ini kepada dunia empat puluh dua tahun yang lampau, pada saat menjelang Revolusi Paris yang pertama di mana proletariat keluar dengan tuntutan-tuntutannya sendiri. Tetapi pada tanggal 28 September 1864 kaum proletar dari hampir semua negeri Eropa Barat mempersatukan diri dalam Perhimpunan Buruh Internasional, suatu kenang-kenangan yang indah sekali. Benar, Internasionale itu sendiri hanya hidup selama sembilan tahun. Tetapi bahwa persatuan yang kekal dari kaum proletar sedunia yang diciptakan oleh Internasionale itu masih hidup dan hidup lebih kuat dari sedia kala, tidak ada saksi yang lebih baik daripada hari ini. Sebab pada saat ini, selagi saya menulis baris-baris kalimat ini, proletariat Eropa dan Amerika sedang memeriksa barisan kekuatan-kekuatan perjuangannya, yang dimobilisasi untuk pertama kalinya, dimobilisasi sebagai satu tentara, di bawah satu bendera, untuk satu tujuan yang terdekat: hari kerja delapan jam sebagai patokan umum, supaya ditetapkan secara sah menurut undang-undang, seperti yang telah diumumkan oleh Kongres Internasionale, di Jenewa dalam tahun 1866, dan diulangi oleh Kongres Buruh Paris dalam tahun 1889. [xvi] Dan pemandangan hari ini akan membukakan mata kaum kapitalis dan tuan-tuan tanah di semua negeri akan kenyataan bahwa pada saat ini kaum buruh sedunia benar-benar telah bersatu.

Betapa sayangnya bahwa Marx tidak ada lagi di samping saya untuk melihat ini dengan mata sendiri!

F. Engels
London, 1 Mei 1890

[xii]. Yang dimaksud oleh Engels ialah kata pendahuluannya pada edisi Jerman tahun 1883. - Red.

[xiii]. Manuskrip asli yang berbahasa Jerman, kata pendahuluan Marx dan Engels pada edisi Rusia Manifesto yang hilang itu telah diketemukan dan sekarang disimpan dalam arsip Institut Marx-Engels-Lenin di Moskow. Terjemahan Inggeris dari kata pendahuluan yang sekarang ini dibuat dari aslinya yang berbahasa Jerman. - Red.

[xiv]. Lassalle pribadi, kepada kami, selalu mengaku dirinya, sebagai seorang “murid” Marx dan oleh karena itu tentu saja berdiri di atas dasar Manifesto. Sangat berbeda dengan mereka yang menjadi pengikut-pengikutnya yang tidak melampaui tuntutan Lassalle untuk koperasi produksi yang disokong oleh kredit negara dan yang membagi seluruh kelas buruh menjadi penyokong bantuan negara dan pendukung-pendukung usaha menolong diri sendiri. (Keterangan Engels).

[xv]. Lihat K. Marx, The General Rules of the International Working Men’s Association, K. Marx dan F. Engels; Pilihan Karya, edisi Inggeris Dua-jlilid; Jilid I, Moskow 1958, hlm. 286-387. – Red.

[xvi]. Piagam Kongres Internasionale Kedua. – Red.
Pendahuluan pada edisi Polandia tahun 1892 [xvii]

Kenyataan tentang diperlukannya lagi edisi baru Manifesto Komunis dalam bahasa Polandia menimbulkan berbagai pikiran.

Pertama-tama, adalah perlu dicatat bahwa belakangan ini Manifesto seolah-olah telah menjadi pedoman tentang perkembangan industri besar di daratan Eropa. Sebanding dengan meluasnya industri besar di sesuatu negeri, maka bertambahlah tuntutan di kalangan kaum buruh negeri termaksud untuk penjelasan tentang kedudukan mereka sebagai kelas buruh dalam hubungannya dengan kelas yang berpunya, gerakan sosialis meluas di kalangan mereka dan permintaan akan Manifesto bertambah banyak. Jadi, tidak hanya keadaan gerakan buruh tetapi juga derajat perkembangan industri besar dapat diukur dengan cukup ketelitian di tiap-tiap negeri dengan jumlah buku Manifesto yang diedarkan dalam bahasa negeri itu.

Maka itu, edisi baru dalam bahasa Polandia ini menunjukkan suatu kemajuan yang nyata dari industri Polandia. Dan sedikitpun tak dapat diragukan lagi bahwa kemajuan ini sungguh-sungguh telah terjadi semenjak diterbitkannya edisi yang terdahulu, sepuluh tahun yang lampau. Polandia Rusia, Polandia Kongres, telah menjadi daerah industri besar dari Kerajaan Rusia. Sedang industri besar Rusia terpencar-pencar di sana-sini — sebagian di sekeliling Teluk Finlandia, yang lain di tengah-tengah (Moskow dan Wladimir), lainnya lagi di sepanjang pantai Laut Hitam dan Laut Azov, dan masih ada lainnya lagi di berbagai tempat — industri Polandia telah terkumpul di dalam suatu daerah yang relatif kecil dan memperoleh keuntungan maupun kerugian akibat konsentrasi semacam itu. Pengusaha-pengusaha pabrik Rusia yang bersaing mengakui adanya keuntungan-keuntungan itu pada waktu mereka menuntut tarif-tarif yang melindungi terhadap Polandia, walaupun mereka sangat keras keinginannya untuk mengubah bangsa Polandia menjadi bangsa Rusia. Kerugiannya — bagi kaum pengusaha pabrik Polandia dan pemerintah Rusia — dinyatakan oleh cepat meluasnya cita-cita sosialis di kalangan kaum buruh Polandia dan oleh permintaan yang bertambah banyak akan Manifesto.

Tetapi perkembangan industri Polandia yang cepat itu, yang melampaui perkembangan industri Rusia, pada gilirannya merupakan bukti baru tentang daya hidup yang tiada habis-habisnya dari Rakyat Polandia dan suatu jaminan baru bagi pembaruan nasional yang akan datang. Dan pembaruan suatu Polandia yang merdeka dan kuat adalah suatu soal yang tidak hanya mengenai bangsa Polandia tetapi kita semua. Kerjasama internasional yang tulus dari nasion-nasion Eropa hanyalah mungkin apabila bangsa-bangsa itu masing-masingnya berotonomi sepenuhnya di negerinya sendiri. Revolusi tahun 1848, yang di bawah panji proletariat, pada akhirnya hanyalah menyuruh pejuang-pejuang proletar melakukan pekerjaan borjuasi, menjamin pula kemerdekaan Italia, Jerman dan Hongaria melalui pelaksana-pelaksana testamennya, Louis Bonaparte dan Bismarck; tetapi Polandia, yang sejak tahun 1792 telah berbuat untuk Revolusi lebih banyak daripada ketiganya ini semua, ditinggalkan bertahan sendiri ketika ia ditundukkan pada tahun 1863 oleh kekuatan Rusia yang sepuluh kali lebih besar. Kaum bangsawan tidak dapat mempertahankan ataupun merebut kembali kemerdekaan Polandia; sekarang ini, bagi borjuasi, kemerdekaan ini adalah, diungkapkan dengan selunaknya, tidak penting. Sekalipun demikian, ia merupakan suatu keharusan untuk kerjasama yang harmonis di kalangan nasion-nasion Eropa. la hanya dapat dicapai oleh proletariat Polandia yang muda itu ,dan di dalam tangannya ia terjamin. Karena kaum buruh dari semua bagian Eropa lainnya memerlukan kemerdekaan Polandia seperti halnya dengan kaum buruh Polandia sendiri.

F. Engels
London, 10 Februari 1892

[xvii]. Terjemahan ke dalam bahasa Inggeris dari Pendahuluan pada Edisi Polandia ini dikerjakan dari aslinya yang berbahasa Jerman. – Red.
Pendahuluan pada edisi Italia tahun 1893 kepada pembaca Italia

Diterbitkannya Manifesto Partai Komunis, dapat dikatakan, bersamaan dengan tanggal 18 Maret 1848, hari revolusi-revolusi di Milan dan Berlin, yang berupa pemberontakan bersenjata dari nasion yang berada di tengah-tengah, yang satu, di tengah-tengah daratan Eropa, yang lainnya, di tengah-tengah Laut Tengah; dua nasion yang sampai pada ketika itu menjadi lemah karena dibagi-bagi dan karena pertengkaran intern, dan dengan demikian jatuh ke dalam kekuasaan asing. Apabila Italia ditundukkan oleh Kaisar Austria, Jerman menderita penindasan, tidak kurang beratnya biarpun tidak langsung, dari Tsar seluruh Rusia. Akibat-akibat dari 18 Maret 1848 melepaskan Italia dan Jerman dari penghinaan itu; jika dari tahun 1848 hingga tahun 1871 kedua bangsa besar ini tersusun kembali dan karena sesuatu hal telah dibiarkan mengurus dirinya sendiri, ini adalah, seperti yang biasa dikatakan oleh Marx, karena orang-orang yang menindas Revolusi tahun 1848 adalah, biar bagaimanapun juga, pelaksana-pelaksana testamen revolusi itu sekalipun tidak sekehendak mereka sendiri.

Di manapun juga revolusi itu adalah pekerjaan kelas buruh; kaum buruhlah yang mendirikan barikade-barikade dan. membayar dengan darah hidupnya. Hanyalah kaum buruh Paris, dalam menggulingkan pemerintah, mempunyai tujuan yang pasti, yaitu menggulingkan rezim borjuis. Tetapi walaupun mereka sadar akan adanya antagonisme yang fatal antara kelas mereka sendiri dengan borjuasi, tetapi kemajuan ekonomi negeri itu, begitu juga perkembangan intelek massa kaum buruh Perancis sampai pada ketika itu belum mencapai tingkat yang memungkinkan perombakan sosial. Maka dari itu, pada akhirnya buah revolusi telah dipungut oleh kelas kapitalis. Di negeri-negeri lainnya, di Italia, di Jerman, di Austria, kaum buruh sejak semula tidak berbuat lain kecuali menaikkan borjuasi ke singgasana kekuasaan. Tetapi di negeri manapun kekuasaan borjuasi adalah tidak mungkin tanpa kemerdekaan nasional. Oleh karena itu, Revolusi tahun 1848 harus membawa bersama dengannya persatuan dan otonomi nasion-nasion yang sampai pada ketika itu belum memilikinya: Italia, Jerman, Hongaria. Polandia akan menyusul pada gilirannya.

Jadi, jika Revolusi tahun 1848 bukanlah suatu revolusi sosialis, ia melapangkan jalan, menyiapkan dasar untuk revolusi sosialis. Melalui dorongan yang kuat terhadap industri besar di semua negeri, rezim borjuis di mana-mana selama empat puluh lima tahun belakangan ini telah menciptakan proletariat yang besar jumlahnya, terkonsentrasi dan perkasa. Dengan demikian, menurut bahasa Manifesto, ia telah melahirkan penggali liang kuburnya sendiri. Tanpa memulihkan otonomi dan persatuan pada tiap-tiap nasion, akan tidak mungkin untuk mencapai persatuan internasional proletariat, atau kerjasama secara damai dan bijaksana antara nasion-nasion ini menuju cita-cita bersama. Cobalah bayangkan aksi internasional bersama oleh kaum buruh Italia, Polandia, Hongaria, Jerman dan Rusia dalam keadaan politik pada masa menjelang tahun 1848!

Jadi pertempuran-pertempuran yang dilakukan dalam tahun 1848 tidaklah sia-sia. Tidak pula percuma berlalunya empat puluh lima tahun yang memisahkan kita dari masa revolusioner itu. Buahnya sedang menjadi masak, dan satu-satunya harapan saya adalah supaya penerbitan terjemahan bahasa Italia ini dapat juga meramalkan kemenangan proletariat Italia seperti halnya dengan penerbitan aslinya yang meramalkan kemenangan revolusi internasional.

Manifesto ini menghargai sepenuhnya peranan revolusioner yang telah dilakukan oleh kapitalisme di waktu yang lampau. Nasion kapitalis yang pertama adalah Italia. Berakhirnya Zaman Tengah Feodal, dan mulainya Kapitalis Modern ditandai oleh seorang tokoh raksasa: seorang Italia, Dante, penyair terakhir dari Zaman Tengah dan juga penyair pertama dari Zaman Modern. Sekarang ini, seperti dalam tahun 1300, suatu zaman sejarah yang baru sedang mendatang. Apakah Italia akan memberikan kepada kita seorang Dante baru, yang akan menandai detik kelahiran zaman baru proletar ini?

Friedrich Engels
London, 1 Februari 1893

Sumber:

http://marx.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/manpend.htm#i